Dakwah ‘Wayang Kulit’ Kalijaga Gunakan Nama Ki Dalang Sunan Panggung

Rabu 10-06-2020,19:56 WIB

Untuk mengenang jasa sembilan orang wali penyebar agama Islam di Pulau Jawa, pada Wayang Kulit Purwa Cirebon diciptakan Sembilan orang Panakawan. Nama para Panakawan itu adalah Semar, Curis, Bitarota, Cebok, Dawala, Cungkring, Bagong, Bagal Buntung dan Gareng.

Dibanding dengan Wayang Kulit Purwa, dialog-dialog pada Wayang Kulit gaya Cirebon lebih bernafaskan keislaman.

Seni Kriya Wayang Kulit Purwa Cirebon, walaupun sepintas lalu tampak serupa dengan seni Kriya Wayang Kulit dari daerah-daerah lain, sebenarnya memiliki gaya yang khas. Motif pokok tatahan dan ukirannya adalah : tumpengan, kepuhan,wringinanan, prabon, ron jubahan, ron gajah ngulis, sumping jubahan, sumping gajah ngulih, sumping sekar meloki dan wadasan.

Sedangkan seni sunggingannya mengenal beberapa motif pewarnaan, yaitu sekabra, rujak wuni, kembang pari,walang kerik, menyan kobar dan mega mendung.

Dibandingkan dengan Wayang Kulit Purwa gaya Surakarta atau Yogyakarta, Wayang kulit Cirebon mempunyai daerah penyebaran agak terbatas, yakni terutama di daerah-daerah di sekitar Cirebon, antara lain, Kuningan, Indramayu, Kalijati, Subang, Sumedang dan Majalengka, walaupun demikian, seni sungging wayang gaya Cirebon menyebar jauh lebih luas, melalui seni gambar kaca yang diproduksi antara lain oleh seniman Rastika dan pelukis grafis Bahendi. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait