CIREBON - Masalah kekeringan lahan pertanian yang terjadi hampir di keseluruhan lahan pertanian di wilayah Argasunya dan Kalijaga langsung di respon oleh Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cirebon.
Mengatasi permasalahan tersebut, Anggota Komisi II dari Fraksi Partai Golkar, Agung Supirno SH menerangkan bahwa kekeringan itu memang faktor alam yang tidak bisa dihindari. Namun begitu, jika tidak segera diantisipasi, tentu akan menimbulkan kerugian di masyarakat, terutama yang berprofesi sebagai petani.
\"Soal kekeringan lahan pertanian di wilayah selatan itu memang harus segera diantisipasi, itu akan kami bahas di rapat dengan teman-teman di Komisi II untuk segera dicari solusinya,\" ungkap Agung saat diwawancarai wartawan koran ini di gedung dewan.
Dalam menangani permasalahan kekeringan yang dialami para petani tersebut, lanjut dia, pihaknya di Komisi II juga akan mengikut sertakan dinas teknis, yakni Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPPKP) yang memang memiliki wewenang sebagai leading sektor di bidang pertanian.
\"Ini juga kan tidak lepas dari tupoksi dinas pertanian, jadi akan kita panggil mereka untuk duduk bersama, secepatnya agar petani tidak dirugikan, sekitar pecan depanlah mereka akan kita panggil,\" lanjut Agung.
Agung meyakini, sebagai instansi yang bertanggung jawab secara teknis di bidang pertanian, DPPKP juga sudah memperkirakan hal ini dan tentu sudah memiliki konsep serta rencana penanggulangannya.
Oleh karena itu, dikatakan Agung bahwa Komisi II akam meminta dinas terkait untuk mempresentasikan bagaimana capaian kerja serta konsep yang sudah disusun DPPKP mengenai bidang pertanian di Kota Cirebon.
\"Pada pertemuan nanti, paling tidak kita akan mempertanyakan bagaimana antisipasi yang sudah dilakukan oleh dinas terkait tentang masalah kekeringan lahan ini,\" kata Agung.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bahwa lahan pertanian di wilayah selatan Kota Cirebon, tepatnya di wilayah Argasunya dan Kalijaga mengalami kekeringan, hal tersebut membuat sejumlah petani harus menelan kerugian akibat gagal panen karena pengairan yang bermasalah.
\"Juni kita masih kebagian air mas, nah setelah masuk Juli, mulai kekeringan dan sampai sekarang, bahkan tanaman padi yang sudah mulai matang juga gagal panen,\" ungkap Zahir, salahsatu petani di wilayah Argasunya. (sep)