Eeng Charli: Tidak Haram Pemimpin Perempuan

Senin 10-07-2017,02:00 WIB

SALAH satu ganjalan bagi politisi perempuan untuk menjadi walikota Cirebon adalah kentalnya budaya patriarki di sebagian masyarakat. 
Eti Herawati (keempat kanan) saat berkunjung ke kantor DPD PAN. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon
Stigma bahwa pemimpin perempuan adalah dilarang, akan coba ditepis Partai Nasdem. Mereka ingin mengusung Ketua DPD Partai Nasdem Kota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati di Pilwalkot 2018 nanti.
“Tidak haram pemimpin perempuan,” ungkap Eeng Charli – sapaan akrab Eti Herawati, saat berkunjung ke kantor DPD PAN Kota Cirebon, kemarin sore.
Hal itu didasari pada keinginan elit DPD PAN dan DPD Partai Nasdem untuk menyandingkan Eeng dengan Dani Mardani SH MH, ketua DPD PAN pada Pilwalkot 2018 mendatang. “Ini menjadi motivasi untuk saya, untuk ikut dalam menyukseskan program pembangunan daerah,” kata dia.
Dalam pertemuan antar elit kedua partai tersebut, Eeng juga menyampaikan, PAN bukan partai yang asing baginya. Di Pilwalkot 2013 lalu, ia hampir saja diusung partai berlambang matahari itu menjadi calon walikota, meski akhirnya batal. “PAN bukan partai baru bagi saya. Ada sejarah panjang di 2013, dengan bercucuran air mata,” katanya.
Hal senada disampaikan Ketua DPD PAN, Dani Mardani. Menurutnya, tidak ada larangan bagi politisi perempuan untuk memimpin Kota Cirebon. Terlebih bila ada stigma di sebagian masyarakat, bahwa apabila dipimpin walikota perempuan, akan mengalami kemunduran.

“Tidak ada alasan bagi Kota Cirebon kalau dipimpin perempuan akan mengalami kemunduran. Buktinya sudah ada, misalnya Kota Surabaya dipimpin walikota perempuan, Karawang juga dipimpin oleh bupati perempuan. Mereka maju,” tuturnya.

Tak hanya itu, Dani juga menyatakan, pihaknya membuka pintu kepada Eeng Charli apabila berkeinginan mendaftarkan diri di proses penjaringan bacawalkot di DPD PAN. “Kita tidak menolak kalau ketua DPD Partai Nasdem untuk mendaftar ke penjaringan bakal calon walikota di PAN,” katanya. (jri)
Tags :
Kategori :

Terkait