SBY: ?Pancasila Selalu Ada dan Dijaga

Selasa 13-06-2017,05:00 WIB

CIREBON – Kehidupan berbangsa dan bernegara belakangan ini dirasa terusik. Berbagai persoalan mengemuka. Bahkan, mengancam kerukunan hidup dalam berbangsa dan bernegara. Sampai-sampai, pemerintah belum lama ini “launching” Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).
SBY hadiri Safari Ramadan PD. Foto: Yoga/Rakyat Cirebon
Hal itu menuai sorotan dari Presiden ke-6 Republik Indonesia, Prof Dr H Susilo Bambang Yudhoyono. Saat menghadiri safari Ramadan bersama ratusan kader maupun pengurus Partai Demokrat se-Jawa Barat berserta sejumlah elit DPP Partai Demokrat, SBY menyampaikan refleksi kebangsaan, di Aston Hotel Cirebon. “Kita inginkan kehidupan di negeri ini benar-benar nasionalis dan religius,” ungkap SBY.

Ia menyoroti langkah pemerintah yang sampai-sampai membentuk UKP PIP, belum lama ini. SBY coba mencermati kehidupan masyarakat dalam mengamalkan Pancasila dan menjaga kebhinekaan.

“Berkaitan dengan Pancasila, kebhinekaan, dan kehidupan kita sebagai bangsa, baru saja pemerintah mengukuhkan berdirinya Unit Kerja Presiden (UKP-PIP, red) untuk mekakukan sosialisasi Pancasila, saya ingin menyampaikan harapan dan pandangan saya,” ujarnya.

Menurutnya, semua komponen bangsa pastilah setuju, bahwa Pancasila sebagai dasar negera dan kebhinekaan sebagai pilar kehidupan harus dijaga, diperkuat dan diperteguh. Bukan hanya itu, kata SBY, harus diamalkan dan diimplementasikan.

“Saya melihat niat dan tujuan pemerintah kita untuk melakukan sosialisasi Pancasila ini baik, tentu mulia. Oleh karena itu, niat negara dan pemerintah perlu dukungan semua pihak,” kata dia.

Ia mengatakan, selama 30 tahun dirinya mengemban tugas di TNI dan 15 tahun di pemerintahan baik sebagai menteri maupun presiden, Pancasila dan kebhinekaan selalu ada dan dijaga. “Secara teguh dan konsekuen saya aplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.

Partai Demokrat, dikatakan SBY, sesesuai manifesto yang ditandatangani pada 9 September 2001, bersamaan dengan berdirinya Partai Demokrat, sangat jelas secara eksplisit mencantumkan di dalamnya Pancasila adalah dasar dan azas Partai Demokrat. Kebhinekaan dan kemajemukan juga sendi atau pilar Partai Demokrat.

“Maka Partai Demokrat menetapkan jati dirinya sebagai partai nasionalis religius. Bagi saya dan bagi Partai Demokrat, Pancasila dan kebhinekaan bukan sesuatu yang baru,” tuturnya.

Ditegaskannya, Pancasila dan kebhinekaan harus kokoh terjaga dan benar-benar dilaksanakan. Pria yang juga ketua umum Partai Demokrat, berharap terhadap pemerintah agar lebih mengedepankan upaya menyatukan. “Dan bukan memisahkan antar anak bangsa,” katanya.

Menurut SBY, bangsa Indonesia tengah menghadapi masalah mendasar, yaitu melemahnya kerukunan sebagai bangsa yang majemuk. Bahkan, ia menyebutkan, tiba-tiba terbangun tembok atau jarak yang memisahkan antar anak bangsa.

“Antara kita dengan kita, disertai dengan sikap saling membenci, sikap saling memusuhi. Tentu ini sangat tidak kehendaki. Saya hanya ingin, bagaimana kita mengatasi masalah ini, bagaimana kita memperbaiki keadaan ini,” tuturnya.

Ia menambahkan, negara dan pemerintah, termasuk UKP-PIP yang bertugas melakukan sosialisasi Pancasila, dalam pelaksanaannya harus mengutamakan kegiatan yang benar-benar menyatukan semua komponen bangsa. Misalnya melalui dialog dengan semangat kebersamaan, terus menerus diadakan. Di samping, pendekatan persuasif, dengan sepenuh hati.

“Ultimatum tongkat pengukur harus dihindari, harus disimpan. Kalau ada pelanggaran hukum atau UU, Negara harus memberi sanksi tegas. Hukum harus ditegakkan dan tetap harus adil,” katanya.

SBY menyerukan, agar nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan tertanam dalam hati semua komponen bangsa, bukan sekadar dijadikan jargon yang tertulis pada spanduk, kaos dan lainnya.

“Pancasila dan kebhinekaan hakekatnya ada dalam hati dan pikiran setiap warga Indonesia. Bukan terletak pada spanduk, kaos, ikat kepala yang bertuliskan Pancasila dan kebhinekaan. Itu mesti dijalankan dengan niat tulus dan penuh kasih sayang,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH menegaskan, setuju dengan apa yang disampaikan SBY. Nilai-nilai Pancasila secara utuh harus tertanam dalam hati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 

“Bukan dalam gambar, bukan di spanduk, tapi adanya di hati. Itu yang terpenting, dan harus secara konsisten kita amalkan nilai-nilainya,” kata Azis.  (jri/yog)
Tags :
Kategori :

Terkait