KESAMBI – Walikota Cirebon Nasrudin Azis berjanji akan menaikan bantuan walikota (bawal) dari Rp20 juta menjadi Rp50 juta per Lembaga Khusus Kelurahan (LKK).
Hal itu disampaikan Azis saat pembagian anggaran hibah APBD Kota Cirebon untuk LKK yang didalamnya ada RT, RW serta LPM belum lama ini.
Hal tersebut tentu menjadi kebahagiaan bagi para ketua RW. Salahsatunya seperti yang dirasakan oleh ketua RW 07 Pulobaru Selatan, Nilawati.
Salahsatu ketua RW yang rajin melakukan pembangunan di wilayahnya tersebut menyambut baik niat pemkot yang akan menaikan anggaran bawal.
\"Para RW tentu menyambut baik rencana pak wali untuk menaikkan bawal,\" ungkap Nilawati saat diwawancarai wartawan koran ini, Minggu (28/5).
Dikatakanya, wacana menaikkan anggaran bawal bagi para RW sudah ada sejak tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, sejak sebelum Nasrudin Azis memimpin.
Ia berharap, agar wacana yang sudah dilontarkan tidak hanya menjadi rencana tanpa ada realisasi. Pasalnya, anggaran bawal yang ada saat ini dirasakan Nilawati belum bisa mengcover segala rencana pembangunan fisik yang ada di tingkat RW.
\"Mudah-mudahan saja bukan hanya wacana, bawal itu sangat bermanfaat. Dengan nilai yang sekarang, itu kami rasa belum cukup untuk melakukan pembangunan. Apalagi tahun ini, dengan ketentuan baru untuk pembangunan fisik hanya Rp10 juta saja,\" jelas dia.
Menuurtnya, jumlah bawal yang turun sebesar Rp20 juta, ada ketentuan yang mengharuskan bahwa Rp3 juta dialokasikan untuk rintisan KLA, Rp3 juta di sektor penghijauan, ditambah Rp1,5 untuk modal usaha RW. Serta fisik sebesar Rp10 juta.
Sementara itu, Ketua RW 10 Samadikun Selatan, Lukman Santoso juga menyambut baik adanya pencairan bawal pada 26 Mei 2017. Namun, ia juga meminta agar rencana kenaikan bawal bukan hanya sebatas wacana. Bawal seharunya diberi payung hukum berupa peraturan daerah (Perda).
Hal ini, kata dia, agar bawal tidak menjadi permasalahan jika terjadi perpindahan kepemimpinan di Kota Cirebon. Karena bawal merupakan program salahsatu pemimpin daerah beberapa periode sebelumnya.
\"Kalau bisa, bawal ini diperdakan. Soalnya kami selalu harap-harap cemas kalau ganti pemimpin. Khawatir bawal dihapus,\" imbuhnya. (sep)