MESKI sudah memasuki penghujung April, euphoria peringatan Hari Kartini masih begitu terasa. Kini giliran Atalia Ridwan Kamil menyuarakan makna Hari Kartini bagi perempuan yang hidup di zaman sekarang.
Usai mengisi seminar keperempuanan yang digelar Ikatan Keluarga Unswagati (IKU) di aula kampus 1 Unswagati, istri walikota Bandung itu menjelaskan, benang merah yang bisa ditarik dari peringatan Hari Kartini ialah keadilan yang proporsional antara laki-laki dan perempuan.
“Hari Kartini itu ada benang merah apa yang terjadi pada masa lalu, mendobrak tradisi dengan masa sekarang terkait pendidikan. Saya ingin bisa menginspirasi perempuan-perempuan lainnya di belahan dunia maupun supaya mau berwawasan terdidik,” ungkapnya.
Menurutnya, keadilan yang proporsional dianggap lebih pas ketimbang persamaan peran gender. Pasalnya, kesetaraan gender dihawatirkan dapat mengarah pada ketidaksesuaian peran yang dijalankan laki-laki atau perempuan.
“Setara dalam gender itu harus ada semua laki-laki dan perempuan mendapatkan hak yang sama untuk meningkatkan potensi diri tetapi harus proporsional dengan hak dan kewajiban mereka sebagaimana waktu diciptakan,” pungkasnya. (wan)