CINTA tak selamanya mampu mempertahankan maghligai rumah tangga, sekalipun ada tekad dan ikatan janji suci pasangannya. Buktinya, Tono (23) dan Tini (22), keduanya bukan nama sebenarnya, yang sudah menjadi pasangan suami isteri selama 5 tahun, kini harus dihadapkan pada keretakan rumah tangga.
Pasangan suami istri, Tono dan Tini, yang usianya masih terbilang sangat muda ini sejak dua tahun lalu terpaksa dipisahkan jarak. Saat itu Tini berpamitan ke luar negeri menjadi buruh migran ke salah satu negara di Asia. Tono yang tidak bisa mencegah keinginan isterinya harus rela mengizinkannya, terlebih ada harapan untuk meningkatkan status sosial keluarganya.
Padahal di lingkungannya tempat tinggalnya, yakni Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, pasangan ini dikenal sangat romantis di tengah kehidupannya yang belum dikaruniai buah hati.
Sebelum berangkat mengadu nasib ke negara lain, sikap Tini seolah sangat menyintai Tono. Bahkan sedetik pun tak mau terpisahkan, ibarat gula dan semut. Kemana pun Tono pergi, Tini selalu ikut. Termasuk ketika Tono mencari rejeki di Jakarta sebagai buruh serabutan.
Di tahun pertama setelah keberangkatan isterinya, Tono yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum ini menjalani hidupnya seorang diri seakan tanpa beban. Sesekali, kebahagiaan dirasakan saat isterinya memanfaatkan waktu luang untuk berkomunikasi melalui sambungan telepon seluler. Kata-kata cinta, sayang, dan lainnya yang menggambarkan kesetiaan selalui terlontar dari Tini maupun Tono.
Memasuki tahun kedua, Tono dikejutkan dengan kata-kata isterinya yang dianggap sudah kelewat batas dan tidak diduga sebelumnya. Tanpa sebab yang jelas, Tini mendadak minta cerai. Terang saja jantung Tono rasanya mau copot. Ia heran dengan tingkah istri yang mendadak minta cerai tanpa alasan yang jelas.
Padahal selama ini Tono selalu berusaha menjaga janji suci pernikahannya meski dipisahkan jarak dan waktu. \"Saya tidak ngerti, masalahnya apa tapi minta cerai. Katanya tidak akan pulang sebelum dicerai,\" tutur Tono memelas.
Selama ini, Tono selalu berharap keinginan isterinya tidak hanya dapat mewujudkan peningkatan status sosial saja, juga mampu saling menjaga kepercayaan menuju kehidupan keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah.
Tapi kini justeru dihadapkan pada cobaan yang tidak pernah terbayangkan. Alhasil, pasrah dan terus berdoa menjadi pilihan satu-satunya untuk mempertahankan status pernikahannya tersebut.
Suatu ketika, Tono yang sudah kebingungan singgah di kediaman mertuanya. Selain silaturahmi, Tono membawa misi agar mertuanya membantu untuk menyadarkan Tini dengan nasehatnya.
Tapi sayang, mertuanya pun tak bisa berbuat banyak, karena anaknya itu keras kepala. \"Mungkin karena sudah bisa punya uang sendiri dan lebih besar dari penghasilan saya,\" keluhnya.
Seiring berjalannya waktu, kabar baik yang tak kunjung diterima dan belum adanya solusi sempat membuat Tono nyaris putus asa. Beruntungnya beberapa teman dekatnya yang mau mendengar curahan hatinya kerap memberikan motivasi agar tidak mudah menyerah dan bisa menunjukkan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. \"Saya tidak akan menceraikan apapun yang terjadi,\" tukasnya. (tar)