Gerimis Iringi Pentas Cahya Sumirat

Senin 27-03-2017,14:00 WIB

LEMAHWUNGKUK – Pagelaran drama tari musical Cahya Sumirat sesi kedua di pelataran Siti Inggil, Keraton Kanoman Sabtu (25/3) malam disambut antusias masyarakat. Meski berlangsung gerimis, pegelaran seni yang bertajuk Dukuh Caruban itu berjalan sukses.
Drama tari musikal Cahya Sumirat. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon
Sedianya, pegelaran di mulai pukul 19.00 WIB, karena cuaca tidak stabil para pemain Cahya Sumirat baru mulai nampak di atas panggung pukul 21.00. Meski begitu, tak sedikit masyarakat dan tamu undangan yang rela menunggu demi menyaksikan pertunjukan seni kilas sejarah Cirebon itu.

Pemeran Nyi Mas Ganda Sari, Vera Tristianti menjelaskan, terkait kendala cuaca dia dan seniman lainnya tetap optimis untuk jalankan peran masing-masing. Dirinya juga memberikan apresiasi kepada penonton yang mengkuti pagelaran sampai selesai. 

“Kita tidak bisa melawan kalau kaitannya dengan cuaca karena itu kaitannya dengan Sang Maha Cipta, jadi kita hanya berdoa semoga cuacanya kembali bisa mendukung dan minta restu Nya. Alhamdulillah, kalau seniman sih selalu semangat yah, saya lihat luar biasa optimisnya,” ungkapnya kepada Rakyat Cirebon, akhir pekan lalu.

Dari segi cerita, Cahya Sumirat Dukuh Caruban menampilkan aksi Nyi Mas Ganda Sari dalam menaklukan Pangeran Cakra Ningrat. Ganda Sari yang berasal dari Kerajaan Cirebon diutus oleh Sunan Gunung Jati untuk mendekati Cakra Ningrat untuk mencari kelemahan pemimpin kerajaan Galuh tersebut.

Singkat cerita, Cakra Ningrat jatuh cinta pada Ganda Sari, di suatu kesempatan Ganda Sari mengambil bokor emas milik Cakra Ningrat yang merupakan kelemahannya. Dari situ, Ganda Sari dibantu Syekh Magelung Sakti kemudian berhasil melumpuhkan Cakra Ningrat. Akhirnya, kerajaan Cirebon terbebas dari beban upeti.

Lewat pementasan seni, Vera mengajak masyarakat Cirebon untuk mencintai budaya lokal dengan peran masing-masing. Sebagai pengusaha yang juga memiliki skil seni, Vera menjelaskan kegiatan cinta budaya lokal baginya bisa dituangkan dalam banyak hal.

“Mencintai budaya itu tidak harus kita terjun di dalamnya, misalnya tidak harus bisa menari atau seni budaya lainnya, tapi dengan antusias mengikuti dan merespon saja itu sudah luar biasa. Apalagi bisa menjaga dan ikut berpartisipasi,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Pangeran Patih Muhammad Qodiran menjelaskan pagelaran Cahya Sumirat bertujuan mengingatkan masyarakat tentang perjuangan pendiri Cirebon. Dalam pagelaran itu, tokoh besar Sunan Gunung Jati menjadi pemeran utama.

“Di Cirebon sendirikan ada pangeran Cakrabuana, Mbah Kuwun Cirebon, Sunan Gunung Jati dan Syekh Magelung dan Nyi Mas Ganda Sari juga ada juga dari Pangeran Kuningan sebagai tokoh carubann. Cirebon ini bisanya karena ada beliau-beliau tersebut,” tandasnya. (wan)

Tags :
Kategori :

Terkait