Bank Indonesia dan ISEI Cirebon Dorong Ekonomi Hijau dan Energi Lokal

Bank Indonesia dan ISEI Cirebon Dorong Ekonomi Hijau dan Energi Lokal

EKONOMI. Bank Indonesia Cirebon dN Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cirebon dalam penyelenggaraan Sarasehan Ekonomi West Java Economic Society (WJES) Ciayumajakuning Tahun 2025, belum lama ini. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBOM--

CIREBON - Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta ekosistem keuangan yang inklusif dan hijau menjadi perhatian Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Cirebon.
 
Hal itu dibuktikan melalui kolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cirebon dalam penyelenggaraan Sarasehan Ekonomi West Java Economic Society (WJES) Ciayumajakuning Tahun 2025, belum lama ini.
 
Acara yang berlangsung setengah hari itu dihadiri oleh Pimpinan KPwBI Provinsi Jawa Barat, KPwBI Cirebon, Wakil Bupati Indramayu dan Kuningan, pimpinan daerah se-Ciayumajakuning, Kepala OJK Cirebon, pengurus dan anggota ISEI, serta mahasiswa beberapa perguruan tinggi di Ciayumajakuning. 
 
Sarasehan yang mengambil tema 'Sinergi Ciayumajakuning dalam Mewujudkan Ekonomi Hijau dan Ketahanan Energi Lokal' merupakan rangkaian kegiatan WJES yang diselenggarakan oleh KPwBI Provinsi Jawa Barat dan ISEI Jawa Barat yang juga disertai Call For Recommendative Paper dalam rangka mendukung percepatan pembangunan ekonomi, khususnya memajukan ekonomi Jawa Barat. 
 
Pesan utama penyelenggaraan Sarasehan WJES 2025 ini juga ditekankan oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat, Muhammad Nur, yang menyampaikan bahwa sinergi antara Bank Indonesia, ISEI dan pemerintah daerah dilakukan untuk mendorong perekonomian daerah melalui ekonomi hijau yang berkelanjutan, khususnya di wilayah Ciayumajakuning.  
 
Diskusi dalam WJES Ciayumajakuning menghadirkan tiga narasumber, yaitu Prof M Handry ImansyahMAM PhD selaku Guru Besar FEB Universitas Lambung Mangkurat, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Jawa Barat Permadi Mohamad Nurhikmah ST M MT, Ketua Harian Komunitas Hujan Keruh Majalengka Sarifudin Rahmat.
 
Dalam paparannya, Prof Handry menyampaikan pentingnya transformasi ekonomi hijau berbasis sinergi pangan dan energi sebagai strategi regional yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim, keterbatasan energi, dan disrupsi pangan global. 
 
"Dengan dukungan infrastruktur Rebana dan sinergi pentahelix, Ciayumajakuning berpeluang besar menjadi pusat inovasi ekonomi hijau regional," katanya.
 
Sementara itu, Permadi menambahkan bahwa Pemda Jawa Barat sudah melakukan program ekonomi hijau, antara lain pembangunan Energi Baru Terbarukan (EBT) skala besar, pembangunan instalasi energi skala kecil untuk sektor publik dan masyarakat, pengembangan waste to energy, serta peningkatan awareness generasi muda. 
 
Di sisi lain, Sarifudin menyampaikan program Waste Processing System (WPS) Rentang guna pengelolaan sampah irigasi dan sampah domestik masyarakat yang menjadi produk bermanfaat seperti pupuk cair, pakan ternak dan ikan, serta bahan daur ulang.
 
Dalam sarasehan juga terdapat leader’s insight dari Wakil Bupati Kuningan, Tuti Andriani, yang memaparkan sejumlah strategi Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, baik di sisi pertanian, peternakan, dan perikanan.
 
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Indramayu, Syaefudin, menyoroti peran strategis Indramayu sebagai salah satu simpul perekonomian di kawasan Ciayumajakuning. Dengan kekayaan alam yang melimpah, khususnya di sektor pertanian dan perikanan, Syaefudin, menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas sektor sebagai kunci keberhasilan dalam mewujudkan ekonomi hijau berkelanjutan. 
 
Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Kiptiah Riyanti menambahkan, sejalan dengan penguatan strategi dalam mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan, Sarasehan WJES Ciayumajakuning 2025 ini juga mengajak para akademisi, instansi daerah dan masyarakat umum untuk mengikuti Call for Recommendative Papers 2025. 
 
"Hasil kajian dan pemikiran yang dihasilkan pada call for papers ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi kebijakan yang aplikatif dan relevan dalam mendorong penguatan ekonomi hijau di Jawa Barat dan Indonesia secara luas," kata dia. 
 
Ke depannya, Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah, akademisi, dan berbagai pihak dalam memperkuat fondasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta implementasinya.  (wan)
 

Sumber:

Berita Terkait