Korban Pelecehan Oknum Guru di Weru Resmi Lapor ke Polisi

Korban Pelecehan Oknum Guru di Weru Resmi Lapor ke Polisi

Ketua KPAID Kabupaten Cirebon, Fifi Sofiyah menegaskan korban dugaan pelecehan oknum guru sudah melaporkan kepada pihak kepolisian. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Dugaan pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur yang dilakukan oleh seorang oknum guru dan anggota BPD di Kecamatan Weru kini memasuki babak baru.

Lima anak yang menjadi korban pelecehan seksual oknum guru secara resmi melaporkan kasus tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Cirebon.

Pelaporan dilakukan dengan pendampingan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Cirebon.

BACA JUGA:Ketua DPRD Cirebon Langsung Tinjau Lansia Terlantar di Japura Bakti: Negara Tak Boleh Abai

Ketua KPAID Kabupaten Cirebon, Hj Fifi Sofiyah, menyampaikan pihaknya mendampingi langsung para korban pelecehan dan keluarganya saat membuat laporan ke kepolisian.

Dari total sembilan anak yang diduga menjadi korban. Lima di antaranya sudah melapor secara resmi. Sementara empat lainnya masih dalam proses dan akan menyusul.

"Yang dilaporkan saat ini adalah seorang oknum guru yang diduga menjadi pelaku. Kami dari KPAID akan terus memberikan pendampingan, termasuk dalam proses pemulihan psikologis anak, karena ada beberapa yang mengalami trauma," ujar Fifi saat dikonfirmasi, Rabu (17/9).

Mayoritas korban diketahui merupakan siswa kelas 5 Sekolah Dasar. Ironisnya, dugaan aksi pelecehan tidak hanya terjadi pada satu kelas, namun melibatkan beberapa kelas berbeda.

Fifi menambahkan, KPAID akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait. Seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon.

Itu dilakukan demi memastikan para korban tetap mendapatkan hak-haknya di sekolah. "Kami ingin memastikan tidak ada bentuk intimidasi atau intervensi terhadap anak-anak. Mereka harus tetap merasa aman dan nyaman dalam menjalani proses belajar," tambahnya.

BACA JUGA:Ketua DPRD Tekankan Sinergitas APBD dan CSR dalam Pembangunan Daerah

Berdasarkan pengakuan korban, tindakan asusila yang dilakukan oleh oknum guru tersebut telah terjadi berulang kali. Korban baru berani melapor kepada orang tua setelah kejadian berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Dugaan kuat, pelaku sempat menyentuh bagian tubuh sensitif korban.

"Kami mengimbau kepada seluruh orang tua untuk lebih intens menjalin komunikasi dengan pihak sekolah, agar keberadaan dan kondisi anak-anak selama di sekolah bisa tetap terpantau," tutupnya. (zen)

Sumber: