Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Lakukan Sidak ke TPA Kopiluhur, 138 Rumah Terdampak Limbah TPA

Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Lakukan Sidak ke TPA Kopiluhur, 138 Rumah Terdampak Limbah TPA

SIDAK. Wakil Ketua I DPRD Kota Cirebon, Harry Saputra Gani mencoba mencium air dari sumur warga yang terdampak akibat limbah TPA Kopiluhur saat melakukan inspeksi dadakan.-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID-

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Pasca mendapatkan keluhan masyarakat sekitar yang terdampak karena limbah sampah TPA Kopiluhur, Wakil Ketua I DPRD Kota Cirebon, Harry Saputra Gani langsung melakukan inspeksi dadakan ke TPA Kopiluhur untuk melihat sumber masalah dan ke beberapa sumur warga untuk melihat dampaknya.

Hasilnya, 138 rumah terdampak namun tersebut hanya baru di RT 1 yang berada di kawasan RW 7 Sumurwuni Argasunya Kecamatan Harjamukti, sementara yang masih ada dari RW 04 RT 04 Kalilunyu yang ikut terdampak juga.

Usai kunjungannya, Wakil Ketua I DPRD Kota Cirebon, Harry Saputra Gani mengungkapkan, sebanyak 138 rumah warga terdampak limbah, khususnya di RT 01 RW 07 Kelurahan Sumurwuni, Kecamatan Harjamukti. Selain itu, laporan juga menyebutkan adanya dampak di wilayah RW 04 RT 04 Kalilunyu, yang hingga kini masih dalam proses pendataan.

"Tadi di RT 01 RW 07 itu ada 138 rumah yang terdampak limbah dari TPA, perlu dipahami ini yang terdampak ratusan rumah yang jika per rumah nya diisi 4 sampai 5 orang maka hampir 500an warga yang terdampak, belum lagi tadi ada laporan di RW 04 RT 04 Kalilunyu yang masih dalam proses pendataan," ungkapnya.

Ia menambahkan, kondisi di lapangan memang ada air limbah dari TPA yang masuk ke lingkungan warga, yang mengakibatkan perubahan sifat fisik karena terjadi pencemaran.

“Tadi kita lihat langsung kondisi di lapangan, memang ada air limbah atau lindi dari TPA yang masuk ke lingkungan warga. Airnya terasa lengket dan agak licin, meskipun hari ini tidak terlalu keruh karena musim kemarau. Namun saat musim hujan, warga mengatakan air menjadi sangat keruh,” tambahnya.

HSG juga menyampaikan, permasalahan air bersih menjadi perhatian utama, mengingat warga di lokasi terdampak tidak memiliki akses ke jaringan PDAM dan selama ini mengandalkan air dari sumur.

“Warga di sini membeli air galon untuk kebutuhan minum. Pemerintah Kota, Dinas Lingkungan Hidup, dan PDAM harus segera memberikan bantuan berupa kiriman air bersih dan mencari solusi jangka panjang. Apakah itu perluasan jaringan PDAM atau pembangunan sumber air artesis baru,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, Harry menyebut telah ada bantuan pengeboran air dari Wakil Wali Kota, namun masih terkendala kekurangan pipa paralon. Ia menegaskan pentingnya perhatian khusus dari pemerintah, karena jika dihitung rata-rata satu rumah berisi 3–4 jiwa, maka ada sekitar 500 jiwa warga Kota Cirebon yang terdampak langsung dari masalah ini.

“Ini baru data dari satu RT saja. Kita harus melihat keseluruhan wilayah terdampak, agar penanganannya benar-benar menyeluruh,” tegasnya.

Meski begitu, HSG sapaan akrabnya, mengapresiasi progres pengelolaan di TPA Kopiluhur yang dinilai sudah menunjukkan peningkatan. Saat ini sebagian besar sampah sudah dikelola dengan sistem controlled landfill, menggantikan praktik open dumping yang sebelumnya dilakukan.

“Sekitar 40% area sudah diperbaiki. Masih ada waktu hingga Desember untuk menyelesaikan sisanya, dan kami mendorong agar seluruh proses bisa tuntas tepat waktu,” pungkasnya. (its)

Sumber:

Berita Terkait