Tujuh Karya Budaya Kabupaten Cirebon Masuk WBTB 2025

Tujuh Karya Budaya Kabupaten Cirebon Masuk WBTB 2025

Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan RI, Dr Restu Gunawan mengapresiasi Kabupaten Cirebon atas pengukuhan tujuh Karya Baru Masuk WBTB 2025. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Tahun ini, sebanyak tujuh karya budaya asal Kabupaten Cirebon resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan RI.

Ketujuh karya budaya tersebut adalah Batik Ciwaringin, Tahu Gejrot, Memayu Buyut Trusmi, Muludan Tuk Balong Kramat, Penganten Tebu Cirebon, Syawalan Gunung Jati, dan Adus Sumur Pitu.

BACA JUGA:IKA PMII Cirebon Raya Dilantik, Wadahi Potensi Alumni untuk Ikut Membangun Daerah

Dengan penetapan itu, total WBTB asal Kabupaten Cirebon kini mencapai 20 karya budaya. Tak hanya itu, Kabupaten Cirebon juga tercatat sebagai pengusul terbanyak di Jawa Barat.

Sebanyak 15 karya budaya ditahun ini yang diajukan di tingkat provinsi. Dari jumlah itu, 14 karya berhasil ditetapkan sebagai WBTB Jawa Barat.

Di antaranya Pepes Intip Tahu, Sega Lengko, Srabad, Tape Ketan Bakung, Tongseng Batembat, Masres, Ronggeng Bugis, Wayang Golek Cepak, Wayang Kulit Gagrak Cirebon, Memitu Cirebon, Mudun Lemah Cirebon, Basa Cirebon, Berokan Cirebon, dan Batik Trusmi.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon, Amin Mughni, menyebut capaian tersebut sebagai bentuk nyata komitmen daerah dalam menjaga dan mempromosikan budaya lokal.

“Budaya bukan sekadar warisan, tapi jati diri bangsa. Kita tidak hanya harus menjaganya, tetapi juga menjadikannya relevan dan bermakna bagi generasi mendatang,” ujarnya, Senin (3/11).

Pernyataan itu disampaikan Amin dalam pembukaan Program Sakola Budaya, kegiatan pelatihan kebudayaan yang digagas Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Jawa Barat. Kegiatannya berlangsung 3–6 November 2025 di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Cirebon. Dihadiri perwakilan Kementerian Kebudayaan RI.

Mengusung tema “Budaya Kita, Inspirasi Generasi”, program ini menjadi ruang edukasi bagi pelajar untuk mengenal, memahami, sekaligus menghidupkan kembali nilai-nilai budaya leluhur dalam konteks kehidupan modern.

“Kami ingin anak muda tidak hanya mengenal budaya leluhur, tapi juga menjadikannya inspirasi dalam kreativitas dan kehidupan sehari-hari,” jelas Amin.

Ia juga mengajak masyarakat, khususnya pelajar, untuk mengunjungi Museum Pangeran Cakrabuana sebagai tempat belajar sejarah dan budaya daerah. Museum tersebut terbuka untuk umum dan bisa diakses secara gratis oleh siswa dari berbagai jenjang pendidikan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan RI, Dr Restu Gunawan MHum, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif BPK Wilayah IX yang menyelenggarakan Sakola Budaya.

BACA JUGA:Kinerja Menurun: Trik Cepat Mengembalikan Performa Tablet Anda Agar Kencang Seperti Baru

“Kegiatan ini bukan hanya wadah belajar, tapi juga sarana membangun jejaring antar generasi muda dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Dari sinilah kesadaran kolektif menjaga warisan budaya bisa tumbuh,” kata Restu.

Ia berharap, program tersebut mampu mendorong pelajar untuk menggali, membaca ulang, dan mengontekstualisasi nilai-nilai budaya lokal agar tetap hidup di tengah arus modernisasi. (zen)

Sumber: