FKSM 2025 Dimulai Besok, Dirjen PPPK Kemenkebud Turun Cek Venue di Pelabuhan Cirebon
Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (Dirjen PPPK) Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra mengecek kesiapan FSKM 2025 di Pelabuhan Cirebon, Minggu (15/11). FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--
CIREBON - Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2025 siap digelar selama sepekan di Kawasan Pelabuhan Cirebon, mulai tanggal 17 November besok sampai 23 November 2025.
Minggu (16/11) siang, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (Dirjen PPPK) Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra, turun langsung ke venue acara meninjau persiapan pelaksanaan yang terus dimatangkan.
Ahmad Mahendra turun langsung untuk memastikan kesiapan konsep, ruang, karya, hingga kolaborasi lintas komunitas seni media pada FKSM 2025 ini.
BACA JUGA:Prasmanan di Pinggir Jalan, Kader PSI di Kota Cirebon Berbagi Makan Siang Gratis
FKSM 2025 sendiri akan mengusung tema 'Rentang Lawang'—mengajak publik menelusuri ruang transisi antara masa lalu dan masa depan, antara tradisi dan teknologi melalui seni media.
Ahmad Mahendra mengungkapkan, lokasi Pelabuhan Cirebon ini dipilih untuk menegaskan kaitan historis Cirebon sebagai kota niaga yang terbuka terhadap pertukaran gagasan, budaya, dan inovasi.
"Saya melihat energi yang luar biasa dari para kurator, seniman, dan komunitas. FKSM bukan hanya festival, tetapi ruang belajar bersama tentang bagaimana seni media dapat menjadi jembatan antara tradisi dan masa kini. Karenanya saya mengajak seluruh masyarakat untuk mengalami peristiwa budaya yang luar biasa ini," ungkap Ahmad Mahendra.
BACA JUGA:HP Sultan Tapi Nggak Norak: 3 Rekomendasi Flagship dengan Desain Paling Elegan Tahun Ini
Pada FKSM 2025 ini, Ahmad juga menekankan pentingnya pemanfaatan ruang-ruang kota yang historis sebagai medium baru untuk edukasi dan kolaborasi seni.
"Kawasan Pelabuhan Cirebon ini mengingatkan saya pada kota kanal Venice di Italia—ruang yang hidup, penuh cerita, sekaligus menjadi panggung alami bagi karya seni media. Kita ingin masyarakat merasakan pengalaman seni yang dekat, membumi, dan relevan dengan identitas kota," jelas Ahmad Mahendra.
Di lapangan, Ahmat mengecek langsung kesiapan venue, mulai dari memeriksa jalur pengunjung, penataan instalasi, hingga kesiapan program rangkaian selama satu pekan nanti.
BACA JUGA:HP Paling Awet Sampai 4 Tahun: Rekomendasi Smartphone dengan Jaminan Update OS Terlama
Menurut Ahmad, FKSM adalah contoh nyata kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan ekosistem seni media Indonesia.
"Festival ini menunjukkan bahwa ekosistem budaya kita tumbuh karena kolaborasi. Pemerintah hadir bukan untuk mengatur seni, tetapi untuk menyediakan ruang, fasilitasi, dan dukungan agar kreativitas dapat berkembang tanpa batas," tegas Ahmad Mahendra.
Sumber: