Siapkan Anggaran Belanja Tidak Terduga

Siapkan Anggaran Belanja Tidak Terduga

PANTAU SAPI. Komisi II DPRD mendatangi lokasi dengan kasus terbanyak terjangkit PMK di Blok Cigeureung, Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kuningan.--

RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN- Komisi II DPRD merespon adanya wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang sudah menyerang sapi milik peternak di Kuningan. Bahkan anggota dewan langsung mendatangi lokasi dengan kasus terbanyak terjangkit PMK. Adapun tempatnya berada di Blok Cigeureung, Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kuningan. Di tempat ini, Komisi II berdialog dengan para peternak dan juga melihat kandang sapi. Selain itu, Komisi II DPRD membahas soal penanganan wabah PMK bersama Dinas Peternakan dan Perikanan serta pemerintahan setempat.

Ketua Komisi II DPRD Kuningan, Apip Firmansyah mengatakan, komisinya mendorong penanganan wabah PMK agar segera cepat dilakukan oleh pemerintah. Bentuk penanganan akan didorong pula dari sisi anggaran melalui Belanja Tidak Terduga (BTT), supaya pemulihan bisa terwujud.

“Jadi ini mirip-mirip dengan Covid-19, bencana non alam, hanya korban itu hewan ternak. Tadi juga dibahas, kalau pihak dinas menunggu surat dari Kementerian Peternakan dan Kemendagri, mudah-mudahan secepatnya bisa terealisasi untuk dana tersebut. Harus secepatnya dilakukan penanganan dengan mengalokasikan anggaran dari belanja tidak terduga. Supaya kasus PMK ini tidak semakin meluas,” papar Apip.

Pihaknya juga akan membuat nota komisi kepada Pimpinan DPRD, supaya penanganan dari sisi anggaran segera terealisasi. Apalagi sekarang, umat muslim dihadapkan dengan Idul Adha yakni penyembelihan hewan kurban. “Salah satu persyaratan hewan kurban ini kan harus sehat. Mudah-mudahan pertengahan Juni sebelum hari kurban sudah ada vaksin yang menyatakan sehat, namun dinas juga telah melakukan sidak ke para peternak,” jelas dia.

Dia menuturkan, pihak kedinasan sejak tanggal 10 Mei 2022 sudah berkoordinasi dengan semua keswan di Kuningan. Bahkan di hari yang sama, sudah terdapat 7 kasus PMK yang menyerang sapi milik peternak. “Namun setelah dilakukan penanganan, pada tanggal 12 Mei itu sudah sembuh semua. Akan tetapi makin ke sini malah ada penambahan, sekarang totalnya sudah 133 sapi terjangkit PMK,” terangnya.

Selain itu, lanjut dia, ada juga 2 ekor sapi yang terpaksa dipotong karena terjangkit PMK. Sejauh ini total kasus PMK paling banyak berada di Blok Cigeureung, Kelurahan Cipari, Cigugur. “Tapi sapi itu mati bukan karena sakit parah, namun dipotong paksa. Sebetulnya warga tidak perlu panik, karena wabah ini tidak menular ke manusia, hanya hewan ternak saja. Sehingga daging yang dimakan juga aman, tapi harus diproses dulu agar benar-benar matang saat proses pemasakan seperti di rebus dan lain-lain,” bebernya.

Hal itu didapat dari keterangan pihak dinas khususnya pusat kesehatan hewan (Puskeswan) Dinas Peternakan dan Perikanan. Hanya saja, beberapa bagian hewan seperti kepala, kaki, jeroan dan tulang harus melalui proses perebusan hingga benar-benar matang.

“Sebab bagian-bagian itu berpotensi ada virusnya kalau tidak di rebus dulu. Insya Allah bisa aman, kalau sudah melalui proses perebusan hingga benar-benar matang,” pungkasnya.(bud)

 

 

Sumber: