Pedestrian Pasar Kadipaten Memprihatinkan, Dibangun Tahun 2019, Kursinya Sudah Lapuk

Pedestrian Pasar Kadipaten Memprihatinkan, Dibangun Tahun 2019, Kursinya Sudah Lapuk

PRIHATIN. Pedestrian pasar Kadipaten yang dibangun tahun 2019 mulai tidak terawatt, dan dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggung jawab. FOTO: HASANUDIN/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, MAJALENGKA – Kondisi terkini pedestrian Pasar Tradisional Kadipaten memprihatinkan. Padahal saat pembangunannya pada tahun 2019, pedestrian itu disebut-sebut Malioboro-nya Majalengka. Kursi yang menjadi salah satu daya tarik di lokasi tersebut mulai lapuk, lampu hias padam

Para pedagang pasar Kadipaten berharap kondisi itu dapat ditata kembali oleh pihak terkait, agar kawasan tersebut dapat kembali enak dipandang. Apalagi dengan padamnya lampu hias, mereka khawatir bisa mengundang tindakan-tindakan negatif yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Salah satu pedagang makanan di kawasan pedestrian Pasar Kadipaten, Otong Supriadi (51) mengatakan padamnya lampu hias tersebut telah berlangsung sejak awal pandemi Covid-19

“Awal muncul Covid-19 itu kan warga diimbau enggak boleh nongkrong. Nah sejak itu lampu di area ini dimatiin, kursi dicabut. Iya kursi mah udah dipasang lagi, tapi lampu mah sampe sekarang belum dinyalakan lagi,” ujar Otong, Jumat (27/5).

Dia berharap pihak terkait segera menyalakan kembali lampu hias yang berada di kawasan pedestrian tersebut. Dia khawatir kondisi ini dijadikan tempat kenakalan seperti praktik mesum atau mabuk-mabukan. 

“Nah iya, di sini jadinya suka dipakai tempat minum-minum. Kalau terang mah mungkin mereka juga malu,” ucapnya. 

Hal senada juga diungkapkan warga lainnya, Siti (34). Dia juga berharap agar lampu tersebut segera dihidupkan kembali. Pasalnya, dia telah merasakan kerugian sejak kawasan tersebut menjadi gelap. 

“Sejak lampu ini mati saya ngalamin kemalingan, kejadiannya pas awal-awal tahun sekarang. Ayam Bangkok saya dicuri, ada 15 ekor mah kayaknya. Ya semoga dihidupkan lagi lah lampunya. Selain meminimalisir tindakan kriminal, terus kesannya teh kita jadi kayak warung remang-remang,” jelas Siti. (hsn)

 

Sumber: