Panggung Online, Nyaman Lihat Pertunjukan Secara Virtual

Panggung Online, Nyaman Lihat Pertunjukan Secara Virtual

PERTUNJUKAN. Sejumlah komunitas seniman kreasi rutin menggelar pertunjukan seni untuk ditampilkan secara virtual. FOTO: SUWANDI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Semakin banyak orang merasa nyaman menonton seni pertunjukan melalui layar smartphone. Hal itu mendorong terjadinya migrasi pertunjukan seni. Seniman dan penonton tak harus berada di tempat yang sama dalam satu waktu.

Sejumlah komunitas seni kreasi dari berbagai wilayah di Kota dan Kabupaten Cirebon, kini terbiasa menampilkan pertunjukan seni untuk kebutuhan penonton virtual. Sebulan sekali, mereka berkumpul di Sanggar Seni Prigading milik Mahesa Windu Sagara.

Mereka menampilkan aneka pertunjukan seni. Dari teater, musik, puisi, tari, hingga karawitan. Sementara beberapa dari anggota komunitas bersiap merekam setiap pertunjukan. Lalu diedit dan diunggah ke kanal YouTube.

Sejumlah komunitas yang terlibat antara lain Teater Patlemen Untag, Sanggar Seni Pringgading dan sejumlah seniman muda individu. Ramai-ramai membangun dan mengisi ruang kreativitas di bidang seni.

 

Ketua Dewan Kesenian Kota Cirebon, Akbarudin Sucipto memandang swadaya para seniman dalam menciptakan panggung sendiri merupakan bentuk lain dari kritik terhadap pemerintah daerah. Yang hingga saat ini belum betul-betul serius memberdayakan seniman.

Sehingga, para seniman membuat jalan sendiri agar ekspresi seni mereka tidak mati. Sekaligus upaya agar dapur tetap ngebul. "Itu keprihatinan saya. Bahkan keraton pun belum diandalkan untuk memberdayakan para seniman," kata Akbar, Senin (6/6).

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon, Ahmad Jajuli punya pandangan lain. Menurutnya, seniman tidak kehilangan akal. Sejak Covid-19 mewabah pada 2020 dan 2021, tren menonton pertunjukan seni perlahan mulai bermigrasi. Dari langsung menjadi virtual.

"Awalnya memang program agar seniman tetap bisa tampil walaupun dilarang membuat pertunjukan langsung. Maka digagas lah pertunjukan online. Dan ternyata responnya bagus sampai sekarang," kata Jajuli.

Dia membenarkan, seniman muda saat ini punya banyak ruang kreativitas virtual. "Itu yang mereka coba manfaatkan. Supaya pertunjukan mereka mudah diakses di unggah di media sosial," ucapnya.

Sejatinya, kata Jajuli, para seniman tersebut tidak bertujuan profit semata. Melainkan ruang berekspresi agar kreativitas tetap terasah. "Mereka nggak mikir bayaran. Yang penting diberi ruang," jelasnya.

Meski begitu, DKKC ingin mengupayakan adanya gerakan memakmurkan sanggar-sanggar seni. Salah satunya dengan pertunjukan rutin yang didanai desa, CSR atau pemda setempat. "Ini yang sedang kita dorong," pungkasnya. (wan)

Sumber: