Sopir Ambulans Wajib Miliki Kemampuan Khusus
SAFETY RIDING. Sebanyak 120 sopir ambulans dari berbagai daerah mengikuti pelatihan tentang Safety Riding, Defensive Riding dan Bantuan Hidup Dasar (BHD) di Aula SMKN 3 Kuningan, akhir pekan lalu.--
RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN- Menjadi seorang pengemudi ambulans ternyata tidaklah mudah. Selain harus mahir berkendara, mereka juga dituntut memiliki kemampuan khusus. Ketua DPD Perkumpulan Unit Mobil Ambulans (PUMA) Jawa Barat Karno Mauludin mengatakan, sopir ambulans selain harus memiliki kemampuan berkendara yang memadai juga kemampuan paramedis. Artinya, kata Karno, selain mahir mengendarai mobil ambulans dengan kecepatan tinggi dalam situasi terintimidasi oleh pasien yang dibawa, mereka juga setidaknya paham tindakan emergency atau pertolongan pertama.
"Misalkan saat menerima panggilan untuk evakuasi korban kecelakaan, sopir ambulans tidak hanya harus cepat datang ke lokasi dan segera membawa ke rumah sakit, melainkan dia harus memperhatikan kondisi korban kecelakaan tersebut. Jika ternyata ditemukan tanda-tanda kedaruratan, maka diharapkan sopir ambulans bisa memberikan pertolongan pertama saat pasien tersebut mengalami kedaruratan seperti melakukan tindakan CPR dan lainnya," papar Karno.
Dalam upaya menunjang hal tersebut, Karno mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Ditlantas Polda Jabar menggelar kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan dan keterampilan pengemudi Ambulans dari berbagai daerah di Jawa Barat, Sabtu (6/8). Bertempat di Aula SMK Negeri 3 Kuningan, kegiatan pelatihan tersebut diikuti oleh sekitar 120 pengemudi ambulans dari berbagai rumah sakit di wilayah III Cirebon, Bandung, Garut, Bogor, Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis dan lainnya bahkan ada perwakilan dari Lampung, Semarang bahkan Jogjakarta.
"Ada tiga materi pelatihan yang diberikan, yaitu tentang Safety Riding, Defensive Riding dan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Dengan pelatihan ini, diharapkan bisa menjadikan pengemudi ambulans yang profesional dan handal dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat," jelas Karno.
Dalam pelatihan tersebut, kata Karno, para sopir ambulans rumah sakit dan Puskesmas tersebut diajarkan tentang bagaimana cara mengemudikan ambulans yang baik dan benar juga aman untuk pasien dan dirinya juga masyarakat pengguna jalan lainnya sesuai aturan yang ada. Selain itu, lanjutnya, dengan pelatihan ini diharapkan para sopir ambulans ini bisa memahami tugasnya sehingga jangan sampai disalahgunakan untuk kepentingan pribadi seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu.
"Pernah ada kejadian mobil ambulans melaju dengan kecepatan tinggi, tapi saat disetop oleh petugas polisi ternyata membawa penumpang yang akan berwisata. Diharapkan kejadian ini tidak terulang lagi, karena ambulans hanya diperuntukkan untuk mengangkut pasien dan saat dalam kedaruratan," ungkap Karno. (fik)
Sumber: