BI Perkuat Ekonomi dan Keuangan Syariah Berbasis Pesantren untuk Pemulihan Ekonomi Ciayumajakuning

BI Perkuat Ekonomi dan Keuangan Syariah Berbasis Pesantren untuk Pemulihan Ekonomi Ciayumajakuning

GELAR. KPw BI Cirebon menyelenggarakan Road to FESyar Tahun 2022 dengan tema Ekonomi dan Keuangan Syariah untuk Pemulihan Ekonomi Ciayumajakuning yang Berkelanjutan, Rabu (24/8) secara hybrid. Anggota Komisi XI DPR RI, H Jefry Romdonny hadir sebagai pembi--

CIREBON, RAKYATCIREBON.ID- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon menyelenggarakan Road to FESyar Tahun 2022 dengan tema Ekonomi dan Keuangan Syariah untuk Pemulihan Ekonomi Ciayumajakuning yang Berkelanjutan secara hybrid. Anggota Komisi XI DPR RI, H Jefry Romdonny hadir sebagai pembicara utama.

Sedangkan Ketua HEBITREN Korda Ciayumajakuning H Asep Zaenal Aripin SPd dan Founder Pasarmu.id Musfi Yuliadi didapuk sebagai narasumber lokal. Sementara Digital Strategic Partnership Group Head Bank Syariah Indonesia Wijayanto dan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Uswatun Nur Khazanah menyampaikan materi secara daring.

Perwakilan pesantren se Ciayumajakuning hadir sebagai peserta. Mereka menyimak dan berdialog aktif dengan narasumber terkait isu-isu ekonomi dan keuangan syariah di Ciayumajakuning. Khususnya yang berbasis usaha di lingkungan pesantren.

BACA JUGA:Anggaran DD Tambelang untuk 2 Unit Pompa Air, Berharap Bisa Panen Maksimal

Kepala Perwakilan BI Cirebon, Hestu Wibowo mengatakan, digelarnya FESyar 2022 diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi di wilayah Ciayumajakuning. Program tahunan tersebut juga dipersiapkan untuk menyongsong FESyar di level Jawa Barat dan Jawa.

Tema yang dipilih pada FESyar 2022 yakni HEBITREN Mandiri dan Berdaulat: Kemandirian Ekonomi Pesantren dalam Mendukung Ketahanan Pangan. Tema tersebut, kata Hestu, sejalan dengan upaya BI Cirebon dalam memperkuat sumber daya pesantren berbasis pangan. 

Sejak 2020, BI Cirebon berperan aktif memacu pesantren mandiri di bidang pangan. Di Ciayumajakuning, telah ada 10 pesantren yang mendapat bantuan berupa green house dan bibit tanaman pangan khususnya cabai. Agar pesantren dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. 

"Oleh karena itu kita mengembangkan ekonomi ada kegiatan lomba, pengembangan pesantren, usaha dan kemandirian pesantren dan yang juga pada saat ini kita menghadapi kondisi yang disebut dengan stagflasi dengan pertumbuhan lebih rendah sementara resiko inflasi yang semakin meningkat," ujar Hestu.

BACA JUGA:Jabatan Anies Baswedan Segera Berakhir, Mendagri Mengaku Mencari Sosok ASN Eselon 1

Menurutnya, pesantren dengan unit-unit usaha yang dimiliki sangat potensial dijadikan katalisator pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah. Sebab pesantren mempunyai sumber daya yang kuat. Bahkan keberadaan pesantren terbukti membuat aktivitas ekonomi di sekitarnya menjadi hidup. 

"Mudah-mudahan pesantren turut serta dalam menjaga inflasi bagaimana untuk membudidayakan cabai merah sebagai salah satu andil inflasi berbasis ekonomi syariah," kata Hestu.

Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI, H Jefry Romdonny mengulas, FESyar merupakan salah satu upaya Komisi XI agar ekonomi dan keuangan syariah dapat terus tumbuh. Terutama di kalangan pesantren.

Menurut Legislator asal Majalengka itu, pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan Islam. Juga didorong sebagai basis pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Komisi XI dan BI memberi ruang peran pesantren tersebut.

BACA JUGA:IAIN Cirebon Siap Jadi Kampus Internasional

Sumber: