Sejarawan Muda Menulis Buku Tentang Wiralodra dan Indramayu

Sejarawan Muda Menulis Buku Tentang Wiralodra dan Indramayu

MENULIS BUKU. Sejarawan Indramayu tulis buku Wiralodra Penguasa Indramayu Abad ke-17: Kajian Naskah Kuno dan Daghregister. --

INDRAMAYU, RAKYATCIREBON.ID- Sejarawan muda Iskandar Zulkarnaen, Roni Tabroni, serta Nurhata menulis buku berjudul 'Wiralodra Penguasa Indramayu Abad ke-17: Kajian Naskah Kuno dan Daghregister'. Buku beredar sejak bulan Juni sampai kini, dengan penerbit K- Media, Yogyakarta.

"Saya dan kawan-kawan senang bisa menulis buku ini. Kita asli dari Indramayu, rasanya tertarik dan memiliki motivasi untuk mengetahui atau mempelajari apakah Wiralodra tokoh nyata (historis) atau hanya legenda. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa Wiralodra adalah tokoh nyata, meski sumber sezaman menjelaskan masa hidupnya tidak seperti yang dipikirkan selama ini, Wiralodra dalam buku kami adalah Bupati Indramayu Abad ke-17," ungkap Iskandar, ketika komunikasi dan diskusi bareng wartawan koran Rakyat Cirebon, di Kota Cirebon, Senin, 19 September 2022.

Bupati Indramayu Nina Agustina pun memberikan apresiasi atas terbitnya buku tersebut. Beberapa hari lalu, Iskandar berjumpa Nina dalam sebuah kesempatan santai dan istimewa.

"Buku bagus dan saya bahagia menerimanya. Ini memperkaya pustaka mengenai Indramayu. Ya, Harus ada seseorang yang terus meneliti dan menulis sejarah daerah, khususnya mengenai Wiralodra sebagai pengetahuan dasar bagi generasi sekarang dan esok," tutur Nina. 

Sejarawan ternama dari Universitas Gadjah Mada, Sri Margana mendambakan, buku ini dapat menambah wawasan sejarah Indonesia khusususnya sejarah lokal masyarakat Indramayu.

"Buku ini merupakan upaya untuk memanfaatkan sumber-sumber VOC sebagai pembanding dari historiografi yang ada yang disusun berdasarkan pada tradisi lisan dan historiografi tradisional. Berdasarkan penelusuran dari Daghregister, para penulis menemukan fakta-fakta penting tentang masa hidup dari tokoh Wiralodra yang sebenarnya," kata Sri.

Sejarawan publik dan peneliti arsip Cirebon dan Indramayu, Mustaqim Asteja gembira membaca buku ini.

 

"Rata-rata arsip berbahasa Belanda. Namun penulis buku ini sanggup menerjemahkan atau menerangkan arsip dengan bahasa Indonesia atau bahasa populer yang mudah dipahami siapa saja," ujar Mustaqim. (wan)

Sumber: