PM Israel Akui Negara Palestina, Ingin Akhiri Konflik dan 2 Negara Hidup Berdampingan
Perdana Menteri Israel, Yair Lapid--
RAKYATCIREBON.ID, DUNIA heboh ketika Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, dengan lantang menyuarakan dukungan pembentukan negara Palestina dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-77, Kamis (22/9).
Dalam pidatonya, Lapid menegaskan dukungan Israel terhadap solusi dua negara sebagai cara mengakhiri konflik dengan Palestina.
Dengan solusi tersebut, Palestina dan Israel berdiri sebagai negara berdaulat, merdeka, dan hidup berdampingan.
"Sebuah kesepakatan dengan Palestina berdasarkan solusi dua negara untuk dua bangsa adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel, dan untuk masa depan anak-anak kita," kata Lapid, dikutip Reuters.
"Sejarah ditentukan oleh manusia. Kita perlu memahami sejarah dan menghormatinya dan belajar dari itu, tapi juga bersedia untuk berubah. Demi memilih masa depan daripada masa lalu, memilih perdamaian dari peperangan," ucap Lapid lagi.
Pernyataan Lapid itu memunculkan beberapa pertanyaan dari publik, salah satunya soal apakah ada kelompok politik dan organisasi lainnya di Israel yang selama ini turut mendukung pembentukan negara Palestina dan solusi dua negara?
Menurut penelusuran CNNIndonesia.com, terdapat sejumlah partai politik di Israel yang mendukung kedaulatan Palestina.
Salah satunya Partai Ra'am. Partai ini didirikan sebelum pemilihan legislatif pada 1996.
"Ra'am mendukung pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, dan berakhirnya pendudukan dan pembongkaran permukiman [di Palestina]," demikian menurut lembaga think tank, Institut Demokrasi Israel (IDI).
Mereka juga kerap menyuarakan pembebasan tahanan Palestina dan hak kembalinya pengungsi Palestina ke tanah mereka yang telah diduduki Israel.
Selain itu, Ra'am menganjurkan pengakuan orang Arab Israel sebagai minoritas nasional dan berusaha memastikan hak-hak mereka terlindungi konstitusi negara.
Ra'am juga menyerukan menutup kesenjangan dalam sistem pendidikan antara orang Arab-Israel dengan warga asli Israel dengan mendukung pendirian universitas Arab.
Selain orang Yahudi, Israel memang telah lama menjadi rumah bagi warga non-Yahudi seperti komunitas orang Arab Israel.
Dari sekitar sembilan juta jiwa di Israel, sekitar seperlimanya, kira-kira 1,9 juta orang adalah warga etnis Arab.
Mereka adalah keturunan orang-orang Palestina yang menetap di dalam perbatasan Israel setelah negara itu dibentuk pada 1948.
Ketika Israel dibentuk pada 1948, sebanyak 750.000 orang Palestina memilih keluar maupun diusir dari rumah-rumah mereka dalam peperangan yang terjadi setelahnya.
Mereka yang pergi kemudian menetap di sebelah perbatasan Israel di Tepi Barat dan Gaza, maupun di kamp-kamp pengungsi di sekitarnya.
Sedangkan yang bertahan di Israel menamakan diri mereka sebagai orang Arab Israel, orang Palestina Israel, atau cukup orang Palestina.
Sementara itu, Ra'am kerap terlibat dalam pemilihan di Israel. Saat pertama terbentuk, partai ini bergabung dengan Mada dalam pemilu 1996.
Kemudian, pada pemilu 2006, 2009, dan 2013, Ra'am masuk daftar bersama dengan Ta'al.
Lalu pada 2021, Ra'am bergabung dengan koalisi yang mendukung Pemerintah Bennett-Lapid.
"Itu adalah pertama kalinya sebuah partai Arab menjadi anggota resmi koalisi pemerintahan," lanjut lembaga itu.
Selain Ra'am, partai lain seperti Balad, juga kerap mendukung hak-hak warga Palestina dan menyerukan perdamaian.
Balad merupakan akronim dari Brit Leumit Demokratit, secara harfiah artinya Majelis Demokrat Nasional.
Balad menginginkan Israel menjadi negara yang tak berkarakter Yahudi. Tujuan partai tersebut yakni mendukung kesetaraan di antara semua warga dan etnis.
"[mendukung] evakuasi semua permukiman dan penghapusan pagar pembatas yang rasis," demikian dikutip Jewish for Peace.
Balad juga menuntut kembalinya warga keturunan pengungsi Palestina di ke Israel, tepatnya wilayah yang diduduki negara Zionis itu. Selain itu, mereka menyerukan kepada pemerintah Israel untuk memberikan otonomi penuh kepada orang-orang Arab di bidang-bidang seperti budaya dan pendidikan.
Partai itu memberikan dukungan utamanya terhadap orang-orang Arab Israel.
Balad terbentuk pada 1996 oleh Azmi Bishara. Di awal kontestasi politik, partai tersebut tak memenangkan cukup suara untuk melewati ambang batas pemilihan dan memenangkan perwakilan di Knesset, parlemen Israel.
Kemudian pada 1999, Balad baru bisa berhasil mengamankan dua kursi di parlemen.
Selain dua partai itu, terdapat sejumlah organisasi di Israel yang mendukung hak-hak Palestina dan menyuarakan perdamaian.
Beberapa di antaranya, organisasi yang membantu hak-hak orang Palestina di Israel yakni komunitas yang membangun kesadaran publik soal konflik kedua negara itu, Active Stills; dan Sikha Mekomit, platform yang dirilis jurnalis Israel yang berkomitmen terhadap HAM.(isa/rds/rakcer)
Sumber: