Irjen Teddy Minahasa Paling Pintar di Angkatannya, Pernah Jadi Ajudan Jusuf Kalla, Kini Dikabarkan Ditangkap k

Irjen Teddy Minahasa Paling Pintar di Angkatannya, Pernah Jadi Ajudan Jusuf Kalla, Kini Dikabarkan Ditangkap k

Irjen Teddy Minahasa Putra--

RAKYATCIREBON.ID, JAKARTA  - Kapolda Jawa Timur Irjen Teddy Minahasa Putra dikabarkan ditangkap Propam Polri terkait kasus narkoba, hari ini (14/10/2022).

Adalah Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni yang pertama kali mengungkap informasi tersebut. Ia menduga kabar tersebut benar.

"Sementara diduga benar. Kalau nggak salah narkoba. Isunya demikian," kata Sahroni saat dikonfirmasi, Jumat (14/10/2022).

Irjen Pol Tedy Minahasa Putra ditetapkan sebagai Kapolda Jatim berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/2134 IX/KEP/2022 menggantikan Irjen Nico Afinta.

Kapolda Jatim yang baru itu harusnya mampu mengerjakan tugas beratnya. Salah satunya membereskan tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang memakan ratusan korban.

Irjen Pol Teddy Minahasa Putra diketahui paling pintar di angkatannya di Akpol. Ia pernah jadi kapolresta Malang di tahun 2011. Ia juga pernah menjadi ajudan Wapres Jusuf Kalla di tahun 2014. Lalu jadi staf ahli wapres.

Setelahnya Teddy seperti tersisih dari jabatan strategis. Ia jadi wakapolda Lampung. Lantas kapolda Banten. Lalu kapolda Sumbar.

Melalui ulasannya di Disway, Rabu 12 Oktober 2022, Jurnalis Senior Dahlan Iskan memberi catatan khusus untuk Irjen Teddy.

Menurutnya, Teddy hebat tapi belum juga dapat posisi sebagai kapolda kelas utama kala itu. "Ia memang bukan kelompok Jenderal Sambo. Baru kali ini, setelah Sambo dibersihkan, ia mendapat tempat di Polda yang kelas A: Jatim," ungkap Dahlan Iskan.

Jenderal Teddy berumur 51 tahun. Bulan depan, 23 November, hari ulang tahunnya.

Menjadi kapolda Jatim bagi Teddy ibarat pulang kampung. Ayahnya, Madura. Ibunya, Tionghoa muslim, tinggal di Pasuruan. Hanya saja ia lahir di Sulawesi Utara. Yakni saat orang tuanya merantau ke sana.

"Itulah sebabnya ada Minahasa Putra di bagian belakang namanya," terang Dahlan.

Dahlan mengaku sempat mengamatinya saat Teddy jadi kapolda Sumbar. Diterangkan, Teddy berhasil menangani gejolak besar tambang emas liar di sana. Kemampuan komunikasinya sangat baik. Setelah terjadi peristiwa Sambo, ia mengadakan apel di Polda Sumbar. Ia wanti-wanti anak buahnya.

"Berhati-hatilah melaksanakan tugas. Jangan gegabah. Jangan pamrih. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi. Polisi itu pengabdian," katanya.

"Kerjalah dengan baik. Jangan berorientasi cari duit di sini. Asal kerja dengan baik rezeki itu mengikuti".

"Jangan lagi ada yang jadi backing kejahatan, backing tokoh di balik peristiwa kejahatan. Masih banyak lahan lain yang lebih halal dan mulia. Yang lebih terhormat. Yang tidak merendahkan martabat Polri," katanya.

"Maka saya nyatakan perang terhadap judi," tegasnya.

Tentu kata-katanya itu masih berlaku untuk jabatan barunya sebagai kapolda Jatim. Soal judi, di Jatim, lebih relevan dengan ucapannya itu.

"Di Sumbar rasanya tidak banyak jagoan judi. Di Jatim? Anda sudah tahu: salah satu konsorsium 303 ada di Surabaya," ungkap Dahlan lagi.

Jenderal Tedy Minahasa Putra kini mendapat tugas yang sepadan dengan kemampuan aslinya. Ia kini mendapat arena kelas utama. Mata nasional akan jeli mengamatinya. Kemampuan sebenarnya akan terlihat di sini: memang hebat atau biasa-biasa saja.

Ia menggantikan Irjen Pol Nico Afinta yang begitu banyak cobaannya. Kini Irjen Pol Nico hanya menjadi staf ahli di Mabes Polri. Awalnya ia memang dikait-kaitkan dengan Sambo. Dan belakangan diminta ikut bertanggung jawab tragedi Kanjuruhan.

"Maka sebelum berangkat cuci piring minggu ini Jenderal Tedy mungkin akan ke Pasuruan dulu. Sungkem ke mamanya. Minta restu. Untuk tugas beratnya. Juga untuk karir berikutnya di masa yang lebih depan. Siapa tahu," tutup Dahlan Iskan. (dra/fajar/rakcer)

Sumber: