Sopir Mengeluh, BBM Naik, Penumpang Sepi

Sopir Mengeluh, BBM Naik, Penumpang Sepi

DIALOG. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon, Drs H Asdullah berbincang menanyakan dampak kenaikan BBM dengan salah satu sopir angkutan publik. FOTO: IST/RAKYAT CIREBON--

CIREBON, RAKYATCIREBON.ID - Imbas dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), sangat dirasakan para pelaku jasa angkutan. Pendapatan berkurang, sepi penumpang. Tapi, harga-harga kebutuhan pokok semakin hari, kian tak terbendung. 

"Kami (Dishub, red) melakukan survei kepada para sopir angkot dan elf, menanyakan terkait dampak dari kenaikan BBM. Hasilnya, kebanyakan mereka mengeluh. Penumpang sepi dan penghasilan berkurang," kata Kepala Dinas Perhubungan, Drs H Asdullah MM, Minggu (23/10).

Padahal, sebelum ada kenaikan harga BBM, minat warga masih tinggi. Mereka masih memanfaatkan kendaraan umum saat bepergian. Baik angkot, angkudes maupun elf. Sehingga, para pelaku jasa transportasi publik ini masih tetap bisa eksis, meskipun dihantam dengan menjamurnya transportasi online. 

Tapi sekarang berbeda, ketika harga BBM sudah dinaikan. Penumpang sepi, tak ada peminat. 

BACA JUGA:3 Parpol Sudah Bahas Cawapres untuk Anies, Tinggal Tunggu Kapan Mau Deklarasi

"Alhasil, penghasilan para sopir menurun. Salah satu contoh saja, sopir elf jurusan Losari-Harjamukti dan sopir angkot Mundu-Kota Cirebon. Perharinya, biasa dapat Rp150 ribu. Sekarang bisa dapat Rp100 ribu saja sudah untung," ungkap Asdullah.

Asdullah menyampaikan, para sopir setiap harinya berangkat sejak pukul 05.00 WIB dan baru pulang pukul 18.00 WIB. Kenyataan pahit itu menjadi keprihatinan Dishub. Makanya, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam membantu para armada transportasi. 

"Salah satunya, nanti kita akan memberikan bantuan voucher dari pemerintah pusat yang penyalurannya melalui dinsos," jelasnya. 

Voucher dimaksud, kata Asdullah, nantinya bisa dipergunakan untuk membeli BBM. Sehingga, bisa sedikit mengurangi beban para sopir. 

BACA JUGA:Geng Motor Pasang Status Cari Lawan, yang Datang Malah Polisi, Sekalian Diangkut

Asdullah menjelaskan, meskipun penyalurannya melalui Dinsos, mekanisme pendataannya dilakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub). "Makanya, saya turun langsung menanyakan kepada para sopir. Baik sopir angkot, sopir bus, sopir angkutan barang, sopir elf, dan para ojol serta ojek pangkalan," kata dia. 

Ia memastikan, jangan sampai ada armada transportasi yang tidak terdata. Makanya, yang belum terdata, bisa mendatangi kantor Dishub. "Kami ingin memastikan semua terdata mendapat bantuan. Yang belum terdata, mangga ke Dishub. Nanti koordinasi dengan Dinsos untuk diverifikasi kevalidannya," pungkasnya.

Sumber: