Perusahaan BUMN Didorong Ikut Berdayakan UMKM, Saat Ini Masih Bergerak di Kuliner
Anggota Komisi VI DPR-RI, Ir H Herman Khaeron mulai memperkenalkan perusahaan-perusahaan BUMN kepada masyarakat, agar kedepan bisa terjalin kerjasama antara BUMN dan UMKM. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH--
RAKYATCIREBON.ID, KEJAKSAN - Sektor pembangunan infrastruktur di Indonesia, tidak hanya menjadi leading sector dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), namun juga, didalamnya ada peran dari Kementerian BUMN, yang mana BUMN memiliki perusahaan-perusahaan negara yang bergerak di bisang jasa kontrukasi.
Sebut saja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, serta PT Waskita Toll Road sebagai beberapa diantara BUMN kontruksi, yang ikut membangun infrastruktur di Indonesia.
Komisi VI DPR-RI, mendorong agar kehadiran BUMN-BUMN tak hanya ikut menghadirkan infrastruktur berkualitas untuk bangsa, namun juga bisa menyentuh kalangan bawah, melalui program-progam tanggung jawab sosial lingkungannya.
"Saya hadir di Cirebon, mencoba mensosialisasikan perusahaan BUMN di sektor kontruksi, termasuk didalamnya TJSL ke masyarakat, agar manfaatnya bisa sampai ke masyarakat," demikian disampaikan anggota Komisi VI DPR-RI, Ir H Herman Khaeron, Selasa (07-03).
Perusahaan-perusahaan negara dibawah Kementerian BUMN, yang menjadi mitra kerja Komisi VI di DPR-RI, memang sangat banyak, dan dibagi dalam cluster-cluster sesuai dengan bidang kerjanya, dan di tahap awal ini, ia di Komisi VI terlebih dulu memperkenalkan BUMN di sektor kontruksi.
Salahsatu yang menjadi sorotan, lanjut Hero, Komisi VI mendorong agar kekuatan ekonomi kerakyatan, di sektor UMKM, bisa ikut didukung oleh kehadiran perusahaan BUMN, salahsatunya bisa melalui teknis TJSL.
Atau, seperti yang sudah terjalin di Kota Cirebon, PT Pelindo sebagai salahsatu perusahaan BUMN, sudah meneken kontrak dengan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP), keduanya sudah menandatangani nota kerjasama dalam hal pembedayaan UMKM, dimana PT Pelindo siap menjadi konsumen dari setiap produk-produk UMKM yang ada di Kota Cirebon.
"Bagaimana membina UMKM, perusahaan BUMN harus kerjasama dengan UMKM. Saya coba merajut, bagaimana UMKM nya dibina dulu melalui CSR BUMN, disisi lain, bagaimana masyarakat tahu dulu terkait dengan BUMN, agar nanti bisa mengaksesnya," lanjut Hero.
Langkah lain, yang saat ini secara simultan harus dilakukan, adalah membina UMKM nya sendiri, agar bisa memenuhi standar yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan BUMN.
Bahkan, yang lumayan menyita perhatian, dijelaskan Hero, saat ini UMKM yang ada banyaknya di sektor kuliner, padahal, untuk bisa masuk ke perusahaan BUMN, akan lebih mudah jika sesuai dengan clusternya.
"Menjadi catatan, bahwa BUMN ini ada cluster-clusternya, sekarang yang coba dikenalkan cluster kontruksi, tapi tetap pembinaan UMKM juga harus terus, jika UMKM di Cirebon maju, saya bisa hubungkan. Saat ini, UMKM masih bergerak di kuliner, belum ada UMKM di sektor kontruksi," jelas Hero.
Dari upaya yang dilakukan Komisi VI DPR-RI, dengan memperkenalkan perusahaan-perusahaan BUMN kepada masyarakat ini, diharapkan Hero, akan terjalin komunikasi yang saling memberikan manfaat antara perusahaan dan masyarakat, yang lebih didorong, direpresentasikan oleh para pelaku UMKM.
"Suatu saat, dengan BUMN yang terus tumbuh, TJSL nya juga tumbuh, akan nyambung, mudah-mudahaan, perusahaan bisa disuplai oleh UMKM kebutuhan-kebutuhannya. Ini sedang dicari formulanya, agar BUMN selain menjadi penguat pembangunan, bisa mengangkat UMKM menjadi bagian dalam pertumbuhannya," kata Hero. (sep)
Sumber: