Modus Donasi Masjid, Nama Sekda Dicatut Nomor Whatsapp Baru
Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Agus Mulyadi menunjukkan nomor baru, dengan foto dirinya, yang juga mengatasnamakannya menawarkan bantuan untuk pembangunan Masjid. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH--
RAKYATCIREBON.ID, KEJAKSAN - Sebelumnya, beberapa pejabat pemerintahan di Kota Cirebon menjadi korban, dengan namanya dicatut oleh nomor baru pada aplikasi pesan Whatsapp, yang kemudian menyebarkan pesan dengan iming-iming akan memberikan bantuan, kali ini, giliran Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Agus Mulyadi.
Sebelumnya,Wakil Walikota Cirebon, Hj Eti Herawati, yang juga namanya oernah dicatut pada aplikasi pesan Whatsapp, serta Wakil Ketua DPRD, Fitria Pamungkaswati. Bahkan tak hanya sekali, Fitria sudah hampir tiga kali, namanya dicatut oleh nomor Whatsapp baru, yang masang foto dirinya, dan menghubungi kolega-koleganya di pemerintahan, bahkan kader-kader partainya.
Jumat (31/03) pagi, Agus mengaku banyak dikonfirmasi koleganya, terkait dengan nomor baru, lengkap dengan foto dirinya, yang mengaku sebagai Sekda, dimana pada pesan tersebut, nomor yang mengaku sekda tersebut menawarkan bantuan untuk pembangunan masjid.
"Pagi ini ada beberapa kolega yang langsung konfirm ke saya, bahwa ada nomor baru mengatasnamakan saya, modusnya donasi masjid," ungkap Agus kepada Rakyat Cirebon, Jumat (31/03).
Bahkan, lanjut Agus, ia pun bukan yang pertama mengalami pencatutan tersebut, dan setiap kali terjadi, dimana banyak kenalan-kenalannya yang mengkonfirmasikan hal tersebut, ia selalu memastikan bahwa ia tidak pernah mengganti nomor kontak sama sekali.
"Sudah sering mas. Saya tidak punya nomor baru, dan baru tadi pagi terjadi lagi, ada pesan ke beberapa rekan. Saya sendiri dapat laporan dari pa Asmin (Asda Administrasi Umum. Red)," lanjut Agus.
Hal-hal pencatutan terhadap nama-nama pejabat, seperti yang banyak terjadi dan menimpa pejabat publik di Kota Cirebon, dijelaskan Agus, masih sulit untuk dicegah.
Pasalnya, nomor kontak, apalagi Whatsapp merupakan akun dan nomor privasi, sehingga sistem pengamanan siber sendiri tidak bisa masuk ke ranah privasi tersebut.
Maka, sebagai bentuk kehati-hatian, masyarakat harus lebih waspada, jika menerima pesan dari pejabat publik yang tiba-tiba memberikan pesan dengan nomor baru.
Untuk menyikapi, jika hal tersebut terjadi, lebih baik terlebih dahulu melakukan konformasi, baik ke protokol, karena pejabat publik pasti terikat dengan sistem protokoler, atau orang terdekat dari tokoh yang bersangkutan.
"Kalau dari kami tidak bisa mencegah orang-orang yang berniat jahat mengatasnamakan kami, tapi minimal bisa konfirmasi secara formal ke protokol, atau dari orang-orang yang valid," jelas Agus.
Ditambahkan Agus, tidak menutup kemungkinan hal pencatutan nama tersebut bakal kembali terjadi, sehingga masyarakat kembali diwanti-wanti untuk hati-hati.
"Saya minta orang-orang lebih waspada. Jika ada pejabat Pemkot, meminta atau menawarkab bantuan, jangan langsung direspon, konfirmasi dulu. Untuk yang bermaksud menipu, kembaliah ke jalan yang benar, mumpung bulan Ramadhan," imbuh Agus. (sep)
Sumber: