Ada 14 Titik Pantau Khusus di Sepanjang Jalur KA Daop 3 Cirebon, Rawan Banjir dan Kontur Tanah Labil

Ada 14 Titik Pantau Khusus di Sepanjang Jalur KA Daop 3 Cirebon, Rawan Banjir dan Kontur Tanah Labil

--

RAKYATCIREBON.ID, KEJAKSAN - Masa angkutan lebaran tahun 2023, untuk moda transportasi Kereta Api sudah ditetapkan, dimana PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai operator utama, menetapkan masa angkutan lebaran tahun 2023 akan dimulai pada tanggal 14 April mendatang.

Masa angkutan lebaran tersebut pun akan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, selama 19 hari, sampai berakhir pada tanggal 02 Mei 2023.

Untuk memastikan, semua sektor siap melayani para pemudik di masa tersebut, seluruh daerah operasi PT KAI, termasuk Daop 3 Cirebon, melakukan serangkaian persiapan, baik sarana maupun prasarana perkeretaapian.

Di Cirebon, Daop 3 pun memastikan, prasarana jalur yang ada, siap dilewati seluruh rangkaian kereta api yang melayani Pemudik di masa angkutan lebaran.

Terbaru, Daop 3 Cirebon sudah melakukan pemetaan, dan memetakan daerah-daerah di wilayahnya, yang memerlukan pemantauan khusus, dimana dari hasil pemetaan, sedikitnya, ada 14 yang menjadi catatan, sehingga perlu menjadi perhatian khusus.

14 titik daerah yang memerlukan pemantauan khusus di wilayah Daop 3 Cirebon, adalah titik-titik yang kerap berpotensi banjir, juga titik yang secara kondisi alam merupakan kontur tanah labil.

Untuk diketahui, pada masa angkutan lebaran tahun 2023 ini, akan ada 153 rangkaian KA yang melintas di wilayah Daop 3 Cirebon, terdiri dari 103 KA reguler, 26 KA tambahan serta 24 rangkaian KA angkutan barang.

"Mengingat pada masa angkutan lebaran, akan lebih banyak KA yang melintas, kami melakukan upaya-upaya pencegahan potensi gangguan perjalanan KA, termasuk pemetaan titik-titik rawan," demikian disampaikan Manager Humas PT KAI Daop 3 Cirebon, Ayep Hanapi, Selasa (04/04).

14 titik hasil pemetaan, lanjut Ayep, akan dipantau secara khusus, dimana 14 titik pantau sendiri, terdiri dari 10 titik lokasi yang berpotensi banjir, serta 4 titik rawan kontur tanah yang labil dan rentan pergeseran.

Disebutkan Ayep, 10 titik lokasi potensi  banjir, ada di KM 131+945 di Stasiun Cipunegara- Haurgeulis, KM 125+704 di Stasiun Pegadenbaru-Cipunegara, KM 162+643 di Stasiun Terisi-Telagasari, KM 177+249 di Stasiun Telagasari-Jatibarang, KM 174+248 di Stasiun Babakan-Tangjung, KM 177+542 di Stasiun Babakan-Tanjung, KM 187+603 di Stasiun Tanjung-Losari, KM 161+644 di Stasiun Tegal-Brebes, KM 252+664 di Stasiun Ciledug-Ketanggungan, serta KM 86+300 sampai 87+000 di Stasiun Cikampek-Tanjungrasa.

Sementara, untuk 4 titik daerah lokasi  kontur tanah labil yang rawan pergeseran, ada di KM 138+500 sampai 139+000 dan KM 141+000 sampai 141+100 di Stasiun Haurgeulis-Cilegeh, KM 149+700 sampai 150+700 di Stasiun Cilegeh-Kadokangabus, KM 175+000 sampai 176+400 Stasiun Terisi-Jatibarang.

Upaya-upaya antisipasi pun, kata Ayep, sudah disiapkan untuk memastikan masa angkutan lebaran berjalan lancar, seperti untuk pencegahan banjir di jalur KA, PT KAI sudah melakukan normalisasi saluran jalan kereta api dari tumpukan sampah, mengeruk sedimentasi, hingga perkuatan tubuh jalan KA dengan pancangan dari rel bekas dan bronjong.

Tak hanya itu, Daop 3 pun sudah menempatkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di 17 titik terdekat dari titik-titik rawan, seperti ditempatkan di Stasiun Pabuaran, Pasirbungur, Pegaden baru, Haurgeulis, Terisi, Jatibarang, Arjawinangun, Cirebon, Cirebon Prujakan, Babakan, Tanjung, Bulakamba, Brebes, Sindang Laut, Ciledug, Ketanggungan, dan stasiun Songgom.

AMUS sendiri disiapkan untuk mengantisipasi banjir dan ambles di 14 titik pemantauan khusus yang sudah dipetakan, dimana AMUS ini adalah alat bantu darurat yang terdiri dari peralatan kerja serta material, dalam AMUS ini ada material seperti bantalan rel dan batu balas, sehingga dengan AMUS, bisa dilakukan tindakan cepat ketika t…
Lg gangguan sep, dari kemarin susah aplod. (*)

Sumber: