Disdik Diminta Cari Solusi untuk Pemerataan Siswa Baru, Termasuk Distribusikan Guru-Guru Terbaik

Disdik Diminta Cari Solusi untuk Pemerataan Siswa Baru, Termasuk Distribusikan Guru-Guru Terbaik

SEPI. Suasana satu hari menjelang pendaftaran tahap 1 ditutup, SMPN 18 Kota Cirebon sepi, dan baru ada 20 CPDB yang mendaftar. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH--

RAKYATCIREBON.ID, KEJAKSAN - Meskipun baru tahap pertama,  PPDB untuk tingkat SMPN di Kota Cirebon dinilai masih belum bisa meratakan pendaftar.

Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah pendaftar di masing-masing sekolah, khususnya negeri, dimana di sekolah yang bisa dikatakan berlabel favorit, pendaftar berjubel, dan di sebagian sekolah yang berada di pinggiran, pendaftar masih minim.

Seperti perbedaan mencolok antara pendaftar di SMPN 1 Kota Cirebon, dengan pendaftar di SMPN 18 Kota Cirebon, bahkan SMPN 18 harus sampai melakukan promosi dan jemput bola untuk mendapatkan siswa.

Anggota Komisi III DPRD Kota Cirebon, Fitrah Malik melihat, PPDB dengan sistem zonasi ini masih dikeluhkan oleh sekolah-sekolah yang berada di pinggiran kota, salahsatunya seperti SMPN 18 Kota Cirebon, dimana hampir setiap tahun, sejak menggunakan sistem zonasi, sekokah ini selalu mengalami kekurangan murid.

Bahkan, setelah pihak sekolah melakukan jemput bola dengan sosialisasi langsung kepada orang tua murid calon siswa SMP, tetap saja pendaftar selalu minim.

"Beberapa sekolah memang masih mengeluhkan sistem ini," ungkap Fitrah.

Menanggapi masih belum meratanya pendaftar para calon siswa untuk tingkat SMP ini, Fitrah mensinyalir, bahwa hal ini terjadi dikarenakan paradigma yang masih terbangun di masyarakat terkait dengan sekolah-sekolah Favorit yang masih cukup tinggi.

Padahal, kata Fitrah, salah satu tujuan PPDB dengan menggunakan sistem zonasi ini adalah untuk menghilangkan Paradigma sekolah Favorit, sehingga terjadi pemertaan siswa.

"Harusnya, paradigma yang terbangun bahwa sekolah itu sama, dan kuailtasnya pun sama, terlebih sekolah Negeri yang sama-sama dibiayai oleh Pemerintah," jelas Fitrah.

Terhadap kondisi ini, dimana beberapa sekolah masih minim pendaftar, padahal sama-sama sekolah menengah pertama negeri, Fitrah pun turut prihatin. Ia mengapresiasi inisiatif dari pihak sekolah SMPN 18, yang sampai harus turun menjemput bola agar banyak siswa yang mau bersekolah di SMPN 18 Kota Cirebon.

Namun disisi lain, ada stake holder yang harusnya ikut turun mengantisipasi kondisi ini, dan ia meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Cirebon, agar menseriusi, serta mencari solusi agar pemerataan siswa bisa dilakukan, terlebih diawali dari pintu masuk saat penerimaan.

"Semua stakeholder harus bersama-sama menyelesaikan persoalan ini, terutama kepada Dinas Pendidikan Kota Cirebon, agar mencari solusi dan terus berupaya menghilangkan laradigma sekolah favorit, sehingga orang tua murid bisa menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah terdekat, karena dari kualitas sama," kata Fitrah.

Tak hanya siswa, ditambahkan Fitrah, Dinas Pendidikan pun diminta untuk melakukan pendistribusian tenaga pendidiknya, sehingga kelas-kelas unggulan bisa terbangun di sekolah-sekolah, termasuk sekolah yang selama ini selalu kekurangan siswa, dimulai dengan pemerataan guru.

"Teruskan program Dinas sebelumnya, dengan menciptakan kelas-kelas unggulan di masing-masing sekolah, serta mendistribusikan permerataan guru-guru terbaiknya. Itu yang selaras dengan tujuan sistem zonasi yang sebenarnya," imbuh Fitrah. (sep)

Sumber: