Kemenag Ajak Penyuluh Masuk Gereja, Baru Pertama, Diharapkan Lahir Simpati dan Saling Menghormati
Para penyuluh agama di lingkungan Kemenag Kota Cirebon saat berkunjung dan berdiskusi dengan tokoh Katholik di Gereja St. Yusuf, Senin (10/07). FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH--
RAKYATCIREBON.ID, LEMAHWUNGKUK - Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) di lingkungan Kementerian Agama Kota Cirebon menggelar pertemuan lintas agama di Gereja St. Yusuf, Lemahwungkuk, Senin (10/07).
Disana, para penyuluh berbincang dan berdiskusi mengenai pengetahuan-pengatahuan keagamaan, khususnya agama Katholik di Gereja St. Yusuf.
Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Cirebon, Rizki Riyadu Taufik menyampaikan, Kemenag mendorong harmonisasi kehidupan keberagamaan di Kota Cirebon, dan salahsatunya, diwujudkan melalui kegiatan lintas agama dengan kunjungan ke gereja St Yusuf.
"Salahsatunya ini, kegiatan lintas agama ini tujuannya, membagun masyarakat yang harmonis, kami mengajak penyuluh agama, mengenal rumah ibadah agama lain agar memahami, bahwa Kota Cirbeon punya rumah ibadah yang sudah ratusan tahun berdiri," ungkap Rizki.
Dari kunjungan dan diskusi hangat seperti kemarin, lanjut Rizki, diharapkan akan mulai lahir rasa simpati dan empati yang alamiah dari masyarakat, sehingga lebih jauhnya, rasa saling menghormati antar umat beraga di kalangan akar rumput.
"Ini inisiatif mereka sendiri para penyuluh, karena kami ingin, harmonisasi itu terbangun secara alamiah, tidak terpaku pada program berbasis anggaran. Ini nantinya akan menular ke masyarakat, karena rata-rata mereka para penyuluh baru masuk ke Gereja ini," jelas Rizki.
Kegiatan para penyuluh, untuk memperluas pemahaman moderasi keberagamaan melalui kunjungan-kunjungan ini, kata Rizki, sudah berjalan sejak beberapa bulan, dimana sebelumnya, para penyuluh juga diajak berkunjung ke Wihara Dewi Welas Asih.
"Sebelumnya ke Wihara, kedepan kita akan ke Pura, dan endingnya, kami ingin mencanangkan kampung moderasi beragama di Kelurahan Larangan," kata Rizki.
Diskusi-diskusi lintas agama di lapangam semacam ini, kata dia, harus terus dirawat sehingga pemahaman masyarakat tentang keberagaman bisa juga terawat.
Maka, setelah demikian, akan terwujud masyarakat yang harmonis, diatas segala bentuk perbedaan yang ada, baik dari segi agama maupun budaya.
"Diskusi dan forum seperti ini diharapkan terus dirawat, tetapi harus ada feedback dari agama lain, semisal mengunjungi masjid, karena di prinsip Islam, ada perintah untuk saling mengenal," imbuh Rizki. (sep)
Sumber: