Daripada Harus ke Semarang, Warga Brebes dan Tegal Lebih Pilih Naik dari Bandara Kertajati Majalengka

Daripada Harus ke Semarang, Warga Brebes dan Tegal Lebih Pilih Naik dari Bandara Kertajati Majalengka

Bandara Kertajati Majalengka Jawa Barat--

RAKYATCIREBON.ID, MAJALENGKA - Ibarat peribahasa 'gajah di pelupuk mata tak nampak, semut di seberang lautan nampak' begitulah potensi penumpang Bandara Kertajati dari wilayah barat Jawa Tengah (Jateng) seperti Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Brebes.

Wilayah barat dari Jawa Tengah ini, lebih dekat ke wilayah Cirebon termasuk ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Jarak dari Kota Tegal ke Bandara Ahmad Yani di Kota Semarang mencapai 156 kilometer dan butuh sekitar 2 jam perjalanan darat.

Begitu juga jarak dari Brebes ke Bandara Ahmad Yani Semarang mencapai 189 kilometer, sekitar 2,5 jam perjalanan.

Secara jarak, tentu lebih dekat ke wilayah Cirebon dan Majalengka, tempat Bandara Internasional Kertajati berada.

Dari wilayah Kabupaten Brebes ke Bandara Kertajati hanya berjarak 108 kilometer, dan sudah terhubung via Tol Trans Jawa.

Kemudian jarak dari Kota Tegal ke Bandara Kertajati hanya sekitar 128 kilometer dan membutuhkan waktu perjalanan 1,5 jam via jalan tol.

Selama ini, warga di Kota Tegal, Kabupaten Tegal hingga Brebes harus menggunakan Bandara Internasional Soekarno Hatta yang ditempuh dengan kereta atau perjalanan darat via tol.

Atau paling dekat ke Bandara Ahmad Yani, bahkan melalui Bandara Internasional New YIA di Kulon Progo.

Padahal, sudah beberapa tahun terakhir wilayah Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Brebes terhubung dengan jalan tol yang bisa dimanfaatkan menuju Bandara Kertajati.

Berbeda dengan wilayah Bandung Raya yang terhubung dengan Jalan Tol Cisumdawu pada Juli 2023.

Mengenai peluang penumpang dari wilayah Jawa Tengah seperti Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Brebes, ternyata juga sudah disiapkan oleh Bandara Kertajati.

Executive General Manager (EGM) Bandara Kertajati, Nuril Huda menjelaskan, untuk menangkap peluang tersebut memang salah satu caranya dengan memudahkan sarana transportasi daratnya ke bandara, dalam artian ke Kertajati.

Karena itu, PT BIJB melakukan koordinasi dengan perhubungan, termasuk Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat.

"Yang jelas nanti mungkin akan dibuatkan feeder, karena kalau sarana transportasi daratnya susah mereka pasti kalau lebih gampang ke Cengkareng, merka pasti akan ke Cengkareng ketimbang ke Kertajati," kata Nuril Huda, kepada radarcirebon.com.

Pihaknya sedang mencoba berkoordinasi dengan dinas perhubungan, supaya nanti ada feeder. Paling tidak terminal bayangan ataupun yang lainnya. Sehingga memungkinkan bus bisa masuk ke Majalengka.

"Entah ke Majalengka, ataupun ke feeder mana baru lanjut ke Bandara jadi seperti itu. Bisa jadi dari Tegal, Brebesnya ke Cirebon dulu nanti di Cirebon disiapkan feeder kan bandara, ataupun gimana," katanya.

Yang jelas pada prinsipnya, kata dia, pengelola bandara mencoba supaya catchment area bisa ke Kertajati. Sebab, ini berbeda dengan perjalanan umrah yaang sifatnya kolektif.

"Kalau untuk umrohkan mereka kolektif, berangkatnya bersama-sama. Nah itu kita sudah melakukannya juga tapi tidak terlalu menjadi isu untuk trasportasi daratnya karena mereka barengan," ujarnya.

Yang menjadi masalah adalah penumpang untuk pesawat reguler, karena mereka berangkat sendiri-sendiri dan tentunya perlu sarana transportasi.

Hal itulah yang sedang dikoordinasikan untuk menyediakan feeder atau kendaraan pengumpan dari daerah lain ke Kertajati. "Kalau dari Tegal, Brebes, mungkin feeder ke Cirebon dulu baru ke Kertajati," tandasnya.

Nuril Huda menegaskan, peluang penumpang dari cathcment area Bandara Kertajati tentu akan dioptimalkan termasuk dari wilayah Tegal dan Brebes. (*)

Sumber: