Tak Pernah Diperhatikan Pemda, Masyarakat Dua Blok di Tawangsari Ancam Pindah ke Jawa Tengah

Tak Pernah Diperhatikan Pemda, Masyarakat Dua Blok di Tawangsari Ancam Pindah ke Jawa Tengah

Audiensi warga Desa Tawangsari Kecamatam Losari bersama Komisi I DPRD Kab Cirebon.--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON -- Masyarakat Desa Tawangsari Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon tak pernah mendapat perhatian dari pemkab Cirebon. Mereka terisolir. Khususnya, warga di Dusun 4 Blok Sadek dan Dusun 3 Blok Tegur.

Mereka mengancam adanya pemekaran desa. Atau pindah kewargaan ke Jawa Tengah (Jateng). Ancaman itu, mengemuka ketika mereka beraudiensi dengan Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon, DPMD, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan Pemkab Cirebon, Selasa (19/12). 

Pasalnya, Desa Tawangsari memiliki geografis cukup luas. Kedua Blok itu, terisolir. Wilayah geografisnya terpotong oleh Sungai Cisanggarung dengan desa intinya. Sementara, akses pendukungnya tidak terpenuhi. Akses jalan yang ada tidak memadai. 

Perwakilan Masyarakat Tawangsari, Pais menjelaskan kehadirannya bersama rombongan, awalnya untuk beraudiensi dengan Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon. Mengingat ada keluhan masyarakat yang mendesak dibangunnya akses jalan. Selama ini mereka kesulitan. Terutama ketika ingin mengakses fasilitas kesehatan (Faskes). 

"Kami kesulitan. Jalan yang ada, hanya lah jalan setapak dan rusak. Harus pakai motor," kata Pais, usai beraudiensi. 

"Kita ingin akses jalan memadai. Kita kan warga Kabupaten Cirebon jadi kita mengadukan ke Cirebon. Meskipun terpisahkan oleh sungai, tapi kita masih masuk Cirebon," lanjutnya. 

Artinya kalau aksesnya memadai, masyarakat tidak akan bereaksi. Ancaman pemekaran pun tidak akan muncul ke permukaan. 

"Kita ingin diperhatikan. Karena kami anak Cirebon. Kalau pun tidak bisa, ya sudah dimekarkan saja. Sebaliknya, kalau diperhatikan, kami juga tidak meminta adanya pemekaran," tegasnya. 

Spekulasinya, ketika sudah dimekarkan, dua blok yang terpencil itu, harapannya nanti bisa mandiri. Sehingga, pembangunannya pun bisa maksimal. 

Ketua Komisi I Sofwan ST menjelaskan banyak hal, yang mendesak masyarakat mengharapkan dilakukannya pemekaran desa. Bukan hanya karena kurangnya pembangunan. 

Tapi dari segi wilayahnya pun sudah cukup jauh. Sementara akses jalannya kurang memadai. Yang ada, hanyalah akses jalan setapak. Bisa dilewati dengan sepeda motor. Kendaraan roda empat, tidak akan bisa melewatinya. 

"Akses jalannya hanya bisa dilewati oleh sepeda motor. Kalau hujan, sama sekali tidak bisa dilewati," kata Ketua Komisi I, Sofwan ST. 

Menurutnya munculnya desakan pemekaran itu, adalah reaksi masyarakat yang sudah memuncak. Karena kurangnya perhatian dari Pemkab. 

"Kalau Cirebon tidak mau memperhatikan, ya sudah serahkan saja ke Jateng. Biar diperhatikan Jateng. Karena secara geografis masuk Jateng," katanya. 

Sumber: