Masjid Puser Bumi Peringati Isra Mi'raj, KH Fariz: Peristiwa Tak Masuk Akal yang Harus Diimani

Masjid Puser Bumi Peringati Isra Mi'raj, KH Fariz: Peristiwa Tak Masuk Akal yang Harus Diimani

Sekretaris DKM Masjid Puser Bumi, Dani Mardani saat memberikan sambutan pada peringatan Isra Mi'raj, Sabtu (10/02) malam.--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Masjid Puser Bumi, Komplek Pemakaman Gunung Jati menggelar peringatan hari besar Islam, Isra Mi'raj, Sabtu (10/02) malam.

Peringatan Isra Mi'raj di puncak Gunung Jati tersebut dihadiri oleh ratusan jamaah dari wilayah Cirebon, dimana puncak peringatan diawali dengan tahlil akbar.

Peringatan Isra Mi'raj juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina DKM Masjid Puser Bumi, Aulia Priyandana Sukandar serta Sultan Saladin.

Sekretaris DKM Masjid Puser Bumi, Dani Mardani mengungkapkan, Isra Mi'raj menjadi salahsatu momentum bersejarah dalam Islam, sehingga momen yang masuk dalam salahsatu hari besar Islam ini perlu diperingati, agar kita bisa memahami nilai-nilai yang terkandung dibalik momen tersebut.

"Kita memperingati PHBI, yakni Isra Mi'raj, semoga kita mendapatkan keberkahan dari momen ini," ungkap Dani.

Dijelaskan Dani, Masjid Puser Bumi dibangun bukan hanya berfungsi untuk ritual peribadatan saja, melainkan juga menjadi sentral dari kegiatan-kegiatan keagamaan lain.

Termasuk peringatan-peringatan hari besar Islam, kata Dani, Masjid Puser Bumi yang berada di komplek pemakaman Syekh Datul Kahfi, Gunung Jati ini juga menjadi salahsatu sentralnya.

"Tetapi juga kegiatan keagamaan lain. Masjid Puser Bumi selalu hidup dengan kegiatan rutin masyarakat, mulai dari kajian dan berbagai diskusi. Ada fungsi sosial juga yang sering dilakukan disini," kata Dani.

Sementara itu, dalam Mauidloh Hasanahnya, KH Muhammad Fariz NZ menyampaikan bahwa dalam setiap peringatan Isra Mi'raj, kisahnya selalu sama, dimana Isra Mi'raj adalah sebuah perjalanan yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW.

Isra Mi'raj, merupakan peristiwa luar biasa yang sangat tidak masuk akal, sehingga dijelaskan KH Fariz, saking tidak masuk akalnya, sampai banyak sahabat saat itu yang keluar Islam, sebab akal mereka tidak mampu menerima.

"Yang berperan saat itu adalah keimanan kita, karena perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, jika perjalanan normal, saat itu memakan waktu 41 hari," jelas KH Fariz.

Belum lagi, lanjut KH Fariz, setelah di Isra-kan oleh Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, Nabi di Mi'raj-kan Allah dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha, kisah yang lebih tidak masuk akal, terlebih dari peristiwa tersebut, Nabi mendapatkan 'oleh-oleh' perintah shalat.

"Kalau sudah percaya Isra, pasti percaya Mi'raj, yang paling penting itu Isra nya, bukan Mi'raj nya. Maka keimanan kepada peristiwa ini (Isra Mi'raj. Red) ini harus diperkuat. Dan terus laksanakan apa yang menjadi oleh-oleh dari peristiwa ini, yakni ibadah Shalat," kata Kh Fariz.

Ditempat yang sama, Sultan Kanoman XII, Sultan Saladin juga mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan keimanan, terlebih kepada peristiwa Isra Mi'raj yang sangat diluar nalar, sehingga tidak akan mampu dimengerti kecuali dengan keimanan yang kuat.

Sumber: