Pilkada Menghangat, Pemerhati Sebut Interaksi di Sosmed Jadi Kunci

Pilkada Menghangat, Pemerhati Sebut Interaksi di Sosmed Jadi Kunci

MEDSOS. Pemerhati Medsos Cirebon, Giri Cahya. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--

CIREBON - Dengan sudah diumumkannya hasil oleh KPU, Pemilu 2024 sudah hampir mencapi puncaknya, disamling itu, saat ini tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 juga sudah dimulai.

Hingar bingar hajat lima tahunan daerah sudah di "depan mata", dan sepertinya, sejumlah pihak pun mulai memperlihatkan jagoannya yang dinilai layak maju untuk kontestasi politik tingkat daerah. 

Mereka mulai menyebarluaskan informasi sosok andalannya di dunia maya, khususnya melalui media sosial. Sebab, media tersebut saat ini dinilai menjadi salahsatu kanal yang paling efektif untuk mengenalkan bakal calonnya, atau bahkan membuat framing dengan memasangkannya.

Pemerhati media sosial di Cirebon, Giri Cahya mengungkapkan, ia turut mengaminin fenomena tersebut, karena harus diakui, media sosial turut menjadi wadah untuk melakukan interaksi politik, dan menbuat framing di masyarakat.

Menurutnya, momentum politik, yakni Pilkada serentak tahun ini, berbeda dengan periode sebelumnya.

Hal itu lantaran perilaku masyarakat di media sosial sejak dua, hingga tiga tahun terakhir sangat berubah drastis, dimana masyarakat cenderung lebih aktif dan berani di medsos. 

"Di era sekarang ini, disrupsinya itu sangat cepat sekali, akan ada pengaruh di dalam politik nanti di Pilkada, karena medsos terus dijarikan media show up," ungkap Giri kepada Rakyat Cirebon.

Tahun ini saja, kata Giri, khususnya di Cirebon, kebutuhan eksistensi sangat terbantu melalui media sosial, hal itu bisa dilihat dari tingginya interaksi.

"Dari media sosial juga bisa dilihat keseriusan para kandidat dan untuk melihat potensi visi misinya, itu lebih efektif dibandingkan dengan gaya gaya lama, seperti black campaign. Bisa dirasakan pada Pemilu 2024 kemarin, masifnya aktivitas dan interaksi di media sosial sangat berperan terhadap ketertarikan calon pemilih," jelas Giri. 

Bahkan disebutkan Giri, saat ini, sosial media ini algoritma, atau logikanya itu sudah jelas berbeda.

Saat ini, algoritma media sosial lebih menjangkau lokasi kebiasaan, terlebih jenis algoritmanya ini lebih spesifik target.

Beberapa bulan yang lalu,ia mencoba mencari tahu algoritma tentang Cirebon, dan saat itu ada hampir satu juta pengguna aktif, dan interaksi aktif itu berasal dari Cirebon, sehingga artinya masyarakat saat ini sudah cukup melek tentang digital.

"Jadi kalau dulu kita bikin konten itu perlu waktu, tapi kalau untuk di kondisi sekarang begitu cepat bisa dijangkau oleh masyarakat," jelas Giri.

Lebih spesifik kepada postingan-postingan di medsos soal Pilkada, melihat beberapa komentar di unggahan materi tentang Pilkada, Giri pun melihat komentar yang positif, dimana tidak sedikit masyakarat yang menulis komentar terkait harapannya kepada sosok baru yang dimunculkan di medsos.

Sumber: