Pembatik Cirebon Sebut Malam Sawit Terlalu Lengket dan Ketahanannya Masih Dipertanyakan

Pembatik Cirebon Sebut Malam Sawit Terlalu Lengket dan Ketahanannya Masih Dipertanyakan

Pembatik Cirebon mencoba menggunakan bahan dasar Malam Sawit untuk membuat batik tulis, Kamis (02/04). FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--

CIREBON - Hadirnya produk Malam Sawit, sebagai alternatif yang ditawarkan BPDPKS kepada pengrajin batik untuk menjadi bahan utama membatik selain Parafin, nampaknya masih harus terus disempurnakan.

 

Pasalnya, pembatik di Cirebon masih mengeluhkan beberapa karakteristik dari Malam Sawit yang belum bisa mereka terima, sehingga jug belum berani beralih menerapkan produk turunan Sawit tersebut.

 

Ketua Pendidikan dan Pelatihan Batik pada Paguyuban Pengusaha dan Pengrajin Batik Cirebon (P3BC), Subroto mengaku, pengrajin Batik di Cirebon sudah mulai diperkenalkan Malam Sawit ini sejak 2021 lalu, namun menurut dia, masih ada beberapa karakteristik dari Malam Sawit ini, yang membuat mereka belum berani mengaplikasikanya.

 

BACA JUGA:Malam Sawit Dikenalkan Jadi Alternatif Bahan Membatik Gantikan Parafin

 

"2021 juga ada sosialisasi soal ini mas, tapi di Cirebon sampai saat ini belum ada yang pake itu, mungkin karena edukasinya belum masif," ujar Subroto.

 

Menurut dia, setelah melihat langsung dan mencoba mengaplikasikan Malam Sawit dalam membatik, bahannya masih terlalu lengket.

 

Belum lagi, kata Subroto, belum ada riset mengenai sampai selama apa ketahanan bahan Malam Sawit ini, sehingga para pengrajin tidak mau mengambil resiko.

 

"Belum bisa diaplikasikan di batik karena bahannya masih lengket, juga belum ada jaminan soal ketahanannya. Kalau UKM itu kan harus hitung budget dan ada kepastian. Tapi mudah-mudahan ini kedepan bisa diaplikasikan. Kita dulu pernah sampai dilatih make nya," kata Subroto.

 

BACA JUGA:Goda Luthfi Nyalon Bupati, Ayu: Nanti Bisa Dampingan

 

Sementara itu, CEO Smart Batik Indonesia, Miftahun Nur Ihsan, yang memang produk-produknya fokus mengembangkan Malam Sawit, terkait ketahanan masih belum bisa memastikan, sehingga masih diperlukan riset lebih mendalam untuk menyempurnakan Malam Sawit ini sebagai bahan utama untuk membatik.

 

"Selama ini saya menggunakan Malam Sawit, untuk ketahanan memang belum riset bisa berapa lama. Tapi bisa saya pastikan, ketahanannya bisa satu sampai satu setengah bulan untuk batik tulis. Selebihnya perlu diteliti, riset akan terus berjalan mengenai ketahanan. Kami dan BPDPKS pun meminta masukan dari para pengrajin batik," kata Nur Ihsan. (sep)

Sumber: