Fakultas Syariah UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Lakukan Benchmarking ke Dirjen Mahkamah Agung
--
JAKARTA – Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon melakukan kunjungan ke Dirjen Mahkamah Agung dalam kegiatan benchmarking bertajuk “Mengenal Peradilan Elektronik di Pengadilan Agama”.
Kunjungan ini disambut hangat oleh Dr. Arif Hidayat, SH., MM., Plt. Direktur Pembinaan Administrasi PA Badan Peradilan Agama, beserta sejumlah Hakim Yudisial.Kamis, (18/07/2024).
Dr. Arif Hidayat dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada rombongan Fakultas Syariah UIN Siber.Syekh Nurjati Cirebon “Kami siap mengenalkan sistem peradilan elektronik di pengadilan agama di kesekretariatan Mahkamah Agung ini,” tuturnya.
Turut mendampingi dalam penyambutan ini adalah Tarno, Kasubdit Bimbingan dan Monitoring Pengadilan Agama; Lala, Kasubdit Data; Rendra dan Yudi, Hakim Yudisial; Rina, Kasubdit Pengembangan; Arif Gunawan, Kabag Ortala; Ica, Kasubdit Tata Kelola; dan Maimun.
Edy Setyawan, Lc., MA., Dekan Fakultas Syariah UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, dalam sambutannya mengungkapkan rasa terima kasih atas penyambutan yang hangat.
"Selama kami bekerjasama lewat posbakum, lembaga kami merasa sangat puas karena kami terlayani dengan baik. Jika diizinkan, kami ingin kembali bekerjasama dengan pengadilan agama agar mahasiswa kami bisa menambah wawasan,” ujarnya.
Edy Setyawan menyampaikan pentingnya kunjungan ini, mengingat tingginya volume perkara yang ditangani Badilag, termasuk 33 Pengadilan Tinggi Agama (PTA) dan 446 satuan kerja (satker).
Dengan jumlah aparatur pengadilan agama di Indonesia mencapai 12.323 orang dan rerata perkara yang diterima per tahun sebanyak 630.000, sebagian besar adalah perkara cerai yang mayoritas diajukan oleh perempuan.
“Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang kekurangan hakim di pengadilan agama dan pentingnya mendorong lulusan untuk masuk ke sektor ini. Salah satu cara efektif adalah dengan jemput bola, membuka kesempatan bagi lulusan dan mengadakan acara bimbingan belajar,” jelas Edy Setyawan.
Prestasi dan Inovasi: Edy Setyawan juga menyoroti prestasi Ditjen Badilag seperti penghargaan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), dan penghargaan dari MenPAN-RB sebagai tokoh perubahan di lingkungan peradilan.
Selain itu, Ditjen Badilag mencatat rekor MURI untuk pemasangan CCTV terbanyak di satker dan mendapat bintang 5 dalam majalah IT terbesar se-Indonesia.
Peradilan elektronik pertama kali dikenalkan pada 2018 melalui kunjungan ke Arab Saudi, dimulai dengan pendaftaran via email, pembayaran elektronik, dan pemanggilan elektronik. Namun, pada awalnya, sistem ini hanya berlaku untuk pengacara.
Pada Agustus 2019, fitur ini diperluas mencakup persidangan secara elektronik. Evaluasi pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sistem ini sudah terakomodir melalui surat tercatat jasa pos untuk tergugat dan pemohon, yang tetap berjalan.
“Jika Anda bekerja sendiri, hasilnya akan biasa saja. Namun, bersinergi dengan kekuatan lain pasti menghasilkan hasil yang luar biasa,” pungkas Dr. Arif Hidayat.
Sumber: