Nasib Pilu Warga Sekitar PLTU Cirebon
EFEK. Nelayan di wilayah perairan Cirebon terkena imbas dari operasional PLTU Cirebon.--
RAKCER.DISWAY, CIREBON - Supri menyusuri kawasan muara sungai untuk menambatkan kapalnya di pelabuhan kecil di Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon menjelang tengah hari. Di belakangnya, ada sekitar enam kapal yang juga menuju titik penambatan. Ia harus menjalankan kapalnya dengan hati-hati karena di kanan dan kiri sungai yang dilaluinya sudah penuh dengan kapal yang pulang lebih awal.
Sekitar 20 meter sebelum tempat penambatan, Supri mengangkat kincir kemudi, melambatkan laju kapal. Sebuah kapal yang tertambat menghalangi kapalnya ke titik penambatan. Ia melangkah ke ujung kapal, mendorong kapal itu merapat ke pinggir, hingga tersisa celah untuk kapalnya yang bernama “Sri Mulya”.
Kapal dengan tubuh berkelir kuning dan gambar burung elang di buritan itu tiba di tempat biasa ia berlabuh. Supri mengeluarkan tali-temali untuk mengikat kapal pada titik tambatan di darat agar kapalnya tidak lari terbawa arus sungai.
Setelah memastikan setiap sudut kapal tertambat sempurna, ia mengeluarkan hasil tangkapannya selama melaut delapan jam lebih. Dari dalam terpal hitam, Supri meruahkan ikan-ikan kecil ke dalam sebuah ember dari galon bekas.
Pergi melaut sejak pukul empat subuh, tak membuat ember galon itu penuh. Selain beragam jenis ikan kecil, Supri juga membawa pulang sedikit udang dan cumi.
“Hasilnya ini (kalau diuangkan) paling Rp50 ribu atau Rp100 ribu. Alat bakar aja gak cukup untuk solar, mesin,” keluh Supri yang melaut seorang diri.
BACA JUGA:Punya Program 'Green Banking', BNI Didesak Stop Danai PLTU Batubara
Sumber: