LLDIKTI Wilayah IV Banten dan Jawa Barat Punya Solusi untuk Mengantisipasi Sarjana Nganggur
KETERAMPILAN. Ketua Tim Kerja Penjaminan Mutu dan Pengendalian Perguruan Tinggi LLDIKTI Wilayah IV, Agus Gumilar menyadari, banyaknya lulusan perguruan tinggi setiap tahun tak sebanding dengan kesempatan kerja yang tersedia.-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID-
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilyah IV yang merupakan kepajangtanganan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di Banten dan Jawa Barat punya program khusus menjawab tantangan banyak sarjana tuna karya alias nganggur.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Kerja Penjaminan Mutu dan Pengendalian Perguruan Tinggi LLDIKTI Wilayah IV, Agus Gumilar saat berada di Cirebon. Agus menyadari, banyaknya lulusan perguruan tinggi setiap tahun tak sebanding dengan kesempatan kerja yang tersedia.
Imbasnya, banyak lulusan bergelar sarjana kalah bersaing dalam perebutan kerja. Sehingga mereka tak bisa berbuat banyak selain bekerja apa adanya. Hal itu menjadi sumber masalah jika dibiarkan.
Karena itu, LLDIKTI Wilayah IV merancang sejumlah program yang melibatkan partisipasi aktif mahasiswa dalam melatih keterampilan mereka mengelola kesempatan dan menciptakan peluang kerja bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
Program yang dirancang antara lain Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) dan Wirausaha Mandiri. Dua program ini merupakan implementasi Permendikbudristek Nomor 53 tahun 2023 untuk mewujudkan Kampus Merdeka Mandiri (KMM) di lingkungan LLDIKTI Wilayah IV.
Program ini merupakan penerapan kolaborasi pentahelix yaitu sinergi antara LLDIKTI Wilayah IV, Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah dan Masyarakat agar memiliki ownership dalam peningkatan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
"Tujuannya mengasah softskills, kerjasama tim dengan lintas disiplin atau keilmuan, dan leadership mahasiswa dalam mengelola program pembangunan di wilayah perdesaan," kata Agus.
Sasarannya ialah mahasiswa, masyarakat, perguruan tinggi dan pemerintah. Mereka saling berkait bahu membahu membangun sistem agar misi pemberdayaan dapat berjalan dengan baik.
"Kami ingin mengembangkan dan mengimplementasikan MBKM sebagaimana kebijakan dari kementerian," tambah dia.
Melalui proses yang sistematis dan bertahap, mahasiswa yang mengikuti program tersebut akan terlatih dengan sendirinya. Sehingga, ketika lulus kelak mereka dapat bersaing bahkan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.
Sumber: