Membangun Generasi Pendidik Yang Adaptif Terhadap Teknologi Digital

Elly Rizeqia Fadilah, M.Pd--
CIREBON - Di tengah dinamika era digital, penguasaan nalar kuantitatif dan keahlian analitis yang mendalam sangat dibutuhkan.
Perguruan tinggi harus mampu tampil sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen untuk melahirkan generasi pendidik dan profesional yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Perguruan tinggi dipaksa untuk menghadirkan kurikulum inovatif, yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan ilmu, keterampilan, dan pengalaman terbaik.
BACA JUGA:Maknai Hari Kebangkitan Nasional, Ini 7 Peran BRI Bawa Ekonomi Indonesia Lebih Kuat!
Seluruh proses pembelajaran, semestinya bukan hanya didukung oleh tenaga pengajar yang merupakan lulusan dari berbagai universitas ternama, tetapi juga memiliki keramahan dan dedikasi tinggi terhadap kemajuan mahasiswanya.
Para pendidik di Perguruan Tinggi harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang sangat suportif bagi perkembangan akademik dan personal setiap individu.
Hal yang kemudian dianggap paling fundamental adalah, meletakkan kurikulum inovatif yang secara responsif mengadopsi perkembangan terkini dalam disiplin ilmu dan integrasi teknologi.
BACA JUGA:Siang Ini, Pemkab Cirebon Gelar Rotasi dan Mutasi Jabatan
Selaras dengan semangat Merdeka Belajar, kurikulum pendidikan tinggi sejatinya didesain secara holistik untuk tidak sekadar mentransfer pengetahuan teoretis, melainkan juga menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaborasi di kalangan mahasiswa.
Salah satu wujud nyata dari inovasi ini adalah sinkronisasi sistem pembelajaran dengan kecerdasan buatan (AI), yang memberikan pengalaman belajar yang lebih personal dan adaptif.
Teknologi AI harus dimanfaatkan untuk menganalisis kebutuhan belajar mahasiswa, menyediakan sumber daya yang relevan, dan memberikan umpan balik yang konstruktif secara efisien.
BACA JUGA:Terbesar di Indonesia, Portofolio Sustainable Finance BRI Tembus Rp796 Triliun
Dengan demikian, mahasiswa dapat belajar secara lebih efektif dan mendalam sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing.
Lingkungan belajar yang sangat suportif merupakan pilar penting dalam proses pendidikan.
Para pendidik tidak hanya berperan sebagai fasilitator ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai mentor dan sahabat bagi mahasiswa.
Mereka senantiasa mendorong partisipasi aktif dalam perkuliahan, membuka ruang diskusi yang hangat dan konstruktif, serta memberikan bimbingan akademik dan non-akademik yang berkelanjutan.
Pendekatan pengajaran yang personal dan interaktif ini akan membangun ikatan yang kuat antara dosen dan mahasiswa, menciptakan atmosfer kekeluargaan yang kondusif bagi proses belajar mengajar.
Mahasiswa merasa nyaman untuk bertanya, berdiskusi, dan bahkan berbagi tantangan belajar mereka, sehingga proses pemahaman materi menjadi lebih optimal.
BACA JUGA:Reklame Neon Box Tak Berizin Disikat Satpol PP Kota Cirebon, Begini Prosesnya
Sebagai wujud komitmen terhadap kualitas pembelajaran, berbagai sarana prasarana pendukung harus disediakan guna menghadirkan ekosistem pembelajaran interaktif yang untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis mahasiswa melalui pemanfaatan teknologi terkini, termasuk simulasi dan analisis data berbasis AI.
Dengan demikian, pendidikan tinggi, terlebih yang fokus pada pencetakan calon tenaga pendidik, pada akhirnya tidak hanya berfokus pada pencetakan tenaga pendidik yang berkualitas, tetapi juga membuka gerbang karir yang luas di berbagai sektor.
Lulusan pendidikan tinggi dimaksud, harus mampu meniti karir sebagai pendidik yang kompeten dan berdedikasi di berbagai jenjang pendidikan.
Selain itu, berbagai alternatif aktivitas yang dapat dilakukan, misalnya menjadi edupreneur inovatif di bidang pendidikan, konsultan ahli dalam pengolahan data, analis keuangan, ilmuwan data, dan berbagai profesi lainnya yang membutuhkan kemampuan berpikir logis dan sistematis.
Terakhir, penulis ingin mengajak kepada setiap generasi muda, jadilah generasi yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan memecahkan masalah nyata.
Kembangkan potensi diri secara maksimal dan persiapkan diri untuk menjadi agen perubahan di masa depan. Logika Kuat, Karakter Hebat!
Elly Rizeqia Fadilah, M.Pd
*** Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Sumber: