Protes Jalan Rusak, Warga Bentangkan Spanduk Bernada Satir

PROTES. Warga Desa Batembat protes jalan rusak dengan memasang spanduk bernada satir. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Warga Desa Batembat, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, geram dengan kondisi jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Sebagai bentuk protes, mereka membentangkan spanduk bernada sindiran tajam kepada pemerintah.
Spanduk yang dipasang di pinggir jalan itu langsung menarik perhatian pengguna jalan. Isinya satir. Bunyinya, “Selamat datang di Desa Batembat. Tanjakan maut. Wisata gratis. Siap-siap wae sing ngelewati dalan kie bakalan lara boyok, encok, wetenge kanggek, kendaraane rusak, gerobak empale malik, bokonge lara.”
BACA JUGA:FKKC Minta Maaf, Segera Panggil Kuwu Karangsari
Pegiat Kebijakan Publik, sekaligus warga setempat, Dian Kusdianto menjelaskan jalan rusak sepanjang 200 meter ini sudah dibiarkan sejak tahun 2020. Selama lima tahun, keluhan warga tak digubris.
“Warga sudah lelah protes. Tapi jalan tetap rusak. Spanduk ini bentuk kekesalan kami,” katanya, Selasa (17/6).
Dian juga menyoroti buruknya sistem drainase dan kualitas jalan yang sering hanya ditambal sulam. Ia berharap perbaikan dilakukan secara serius dan menyeluruh agar jalan tidak cepat rusak lagi.
Kuwu Desa Batembat, Kholid, menjelaskan bahwa perbaikan jalan akan dilakukan tahun ini oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Cirebon, dengan anggaran Rp300 juta. Dana ini berasal dari hasil Musrenbang tahun lalu.
“Insyaallah tahun ini mulai diperbaiki. Anggarannya sudah ada,” ujar Kholid.
BACA JUGA:Damkar Turun Tangan Bantu Warga Bersihkan Selokan
Ia juga menjelaskan bahwa kerusakan jalan tidak terjadi dalam waktu singkat. Bahkan, sekitar 80 persen lapisan aspal sudah hilang. Penyebab utama kerusakan, kata Kholid, adalah curah hujan tinggi dalam tiga bulan terakhir dan kontur tanah yang labil.
Selain itu, jalan tersebut sering dilalui kendaraan berat dari aktivitas pemotongan sapi, karena Desa Batembat merupakan sentra pemotongan hewan.
BACA JUGA:Bupati Cirebon Sentil Kuwu Karangsari Usai Video Nyawer Nathalie Holscher Viral
Menurut Kholid, idealnya jalan dibeton agar lebih tahan lama, namun dana desa terbatas karena retribusi masuk ke kabupaten, bukan ke desa.
“Kendaraan berat lewat tiap hari. Jalan aspal jelas tidak kuat. Tapi desa tidak dapat retribusinya,” katanya. (zen)
Sumber: