Cukup 4 Bulan, Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon Cetak Santrinya Hafal 30 Juz Al-Quran

BERIKAN APRESIASI. Pengasuh Pondok Pesantren Bima Cirebon, KH Imam Jazuli saat memberikan apresiasi kepada guru pengampu program Tahfidz Al-Quran, sebesar USD 6.500. FOTO : IST/RAKYAT CIREBON--
CIREBON,RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Butuh waktu lama, untuk bisa mengkhatamkan hafalan Al-Quran. Berbulan-bulan, bahkan ada yang harus menghabiskan waktu hingga bertahun-tahun.
Tetapi, di Pesantren Bina Insan Mulia (Bima) Cirebon, waktu yang dibutuhkan cukup singkat. Hitungannya hanya 4 bulan saja. Santri-santrinya sudah mampu mengkhatamkan hafalan Al-Quran hingga 30 juz.
Semua itu, tidak lepas dari metode yang diterapkan oleh Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, KH Imam Jazuli Lc MA. Nama metodenya, disebut dengan Tahfidz BimaQu lewat program tahfidz.
"Tahun ini prestasi program tahfidz mengalami peningkatan. Baik Pesantren Bima 1 maupun Pesantren VIP Bima 2. Dari 822 santri yang mengikuti program tersebut, ada 309 yang berhasil menghafal 30 juz," kata KH Imam Jazuli.
"Artinya, jumlah itu mendekati 38 persen. Sisanya, ada yang hafal 25 juz, 20 juz, 10 juz dan 5 juz,” ungkapnya.
Peserta dari Pesantren Bima 1, tercatat sebanyak 460 santri. Yang berhasil menghafal 30 juz sebanyak 156 santri. Sedangkan dari Pesantren VIP Bima 2, pesertanya sebanyak 362 santri dan yang berhasil menghafal 30 juz sebanyak 153 santri.
Sabtu-Minggu kemarin (28-29/6), santri program Tahfidz Al-Quran "Bimaku" diwisuda. Kiai Imam Jazuli pun menghadiahkan USD 6.500 atau Rp100.000.000 kepada guru pengampu program tahfidz.
“Saya mengapresiasi kerja kerasnya. Mereka kurang tidur, kurang istirahat, kurang kumpul dengan keluarga untuk menyimak setoran dari santri,” paparnya.
Penerapan metode Tahfidz BimaQu telah menghasilkan ribuan hafidz dan hafidzah. Mayoritas telah diterima di berbagai kampus didalam maupun di Timur Tengah.
Bahkan Pesantren Bima 1 pernah dinobatkan menjadi pesantren dengan penghafal Al-Quran terbanyak oleh Provinsi Jawa Barat.
Selain cepat, metode Tahfidz BimaQu juga menjamin semua santri dapat menghafalkan Al-Quran secara gratis di Pesantren Bina Insan Mulia.
“Pengalaman saya, untuk menghafal al-Quran full di pesantren tahfidz bagi anak saya, saya harus mengeluarkan 20 juta di luar biaya makan dan tinggal,” paparnya.
“Saya yakin, metode lebih penting dari pada materi. Banyak hal yang mudah, tapi karena disampaikan dengan metode yang sulit, akhirnya hal itu menjadi rumit. Karena itu, saya mengubah metode itu,” tegasnya.
Kendati demikian, KH Imjaz--sapaan untuknya menegaskan terkait capaian hafalan santri dari program ini, tidak sampai hafalan tingkat mutqin. Yakni hasil dari proses terus menerus atau seumur hidup.
"Namun modal hafalan saat ini menjadi modal penting untuk melanjutkan study ke Timur Tengah," katanya.
KH Imam Jazuli berpesan agar wali santri dapat menghargai kerja keras putra-putrinya atas prestasinya, dengan bukti yang nyata. “Syukur itu harus dibuktikan dengan tindakan yang nyata, dan syukur itu tidak cukup hanya kepada Allah, tetapi juga kepada manusia,” jelas beliau.
Pun demikian dengan santri yang berhasil hafal 30 juz, jangan berhenti hanya sampai hafal. Banyak orang yang hafal Al-Quran, tetapi tidak memahaminya, hanya sampai di tenggorokan saja.
“Sejak zaman Rasulullah SAW, sudah ada orang yang hanya hafal Al-Quran dan banyak ibadah, namun tidak paham, sehingga mudah menyalahkan dan mengkafirkan orang lain yang berbeda,” tegasnya.
Bagi santri yang belum berhasil menghafal 30 juz, KH Imjaz berpesan agar tidak patah arang. "Anda semua orang hebat telah total bekerja keras. Ketika di Mesir, saya sendiri hanya hafal sampai 8 juz," katanya.
"Anak-anak saya tidak ada yang berhasil menjadi hafidz dan hafidzah di pesantren ini. Mereka menjadi hafidz dan hafidzah dari pesantren lain,” tukasnya. (zen)
Sumber: