Bupati Menduga Ada Penimbunan Minyak Goreng

Bupati Menduga Ada Penimbunan Minyak Goreng

RAKYATCIREBON.ID - Bupati Majalengka Karna Sobahi menuding telah terjadi penimbunan minyak goreng yang dilakukan pihak tidak bertanggungjawab pasca diturunkannya harga oleh pemerintah. Praktik ini berdampak pada terjadinya kelangkaan minyak goreng dan menyebabkan kepanikan di masyarakat.

Tudingan tersebut disampaikan Karna Sobahi setelah pihaknya mendapatkan informasi bahwa Jawa Barat mendapat pasokan minyak goreng sebanyak 42 juta liter, namun yang beredar ternyata hanya 22 juta liter. Sehingga sisanya harus ditelusuri dimana mata rantai hingga tidak bisa sampai di pasaran.

Menurut Karna, data tersebut hasil rapat bersama para bupati dan gubernur. Kejadian tersebut menurut bupati jelas ada permainan penimbunan barang hingga menyebabkan kelangkaan minyak goreng di pasaran.

“Harus di cari mata rantainya di mana titik penimbunan terjadi, ini butuh kerjasama untuk penelusuran agar distribusi minyak goreng bisa lancar,” ungkap Karna Sobahi saat operasi pasar minyak goreng di tiga titik di Kabupaten Majalengka belum lama ini.

Keburuhan minyak goreng di Kabupaten Majalengka menurutnya mencapai 200.000 liter. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pihaknya terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak dan Bulog lewat operasi pasar, termasuk ke depan akan dilakukan operasi pasar minyak curah di pasar tradisional.

“Saya selalu berusaha ketika diketahui terjadi persoalan pasokan apapun ke Majalengka. Mengkaji apakah kelangkaan ini hanya ada di Majalengka atau ternyata skala Nasional, ini untuk memudahkan dan mempercepat pengendalian,” kata bupati.

Pemantauan dilakukan bersama TNI-Polri sekaligus bersama-sama melakukan monitoring dan operasi ke pasar-pasar maupun toko modern, guna mengantisipasi terjadinya penimbunan apalagi beberapa bulan mendatang bulan Ramadan yang kegiatannya akan terus diintensifkan.

Sebelumnya, Pemkab Majalengka juga sudah mendistribusikan sebanyak 4.000 liter monyak goreng, tersebar di Kantor Kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong dan Balai Desa Jatiserang, Kecamatan Panyingkiran, masing-masing sebanyak 2.000 liter. Sedangkan masyarakat diberikan jatah hanya 2 liter minyak goreng dengan harga Rp14.000 per liter.

Kepala Sub Divre Bulog Cirebon Abdillah Luhur Nuratmaja menyebutkan, permintaan minyak goreng dari Kabupaten Majalengka untuk tahap pertama mencapai 10.000 liter namun baru bisa dipenuhi sebanyak 8.000 liter. Pihaknya kini menunggu droping untuk pemenuhan kebutuhan wilayah Cirebon, Majalengka dan Kuningan.

“Untuk pemenuhan kebutuhan ini Bulog kerjasama dengan industri minyak goreng, maklun. Untuk Majalengka operasi pasar dilakukan terakhir sedangkan Kabupaten Cirebon dan Kuningan sudah lebih dulu dilaksanakan,” ungkapnya.

Namun demikian menurut Abdillah pihaknya menjamin ketersediaan minyak goreng di Majalengka dan tidak akan terjadi kelangkaan lagi. Pihaknya akan mendistribusikan minyak sesuai permintaan yang disampaikan oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka setelah stok diterima di gudang Bulog Cirebon.

Sementara itu sejumlah masyarakat di Majalengka mengaku gembira adanya operasi pasar minyak goreng yang belakangan ini sulit diperoleh dan ketika tersedia di pasar harga tetap mahal hingga Rp20.000 per liter untuk minyak kemasan serta Rp16.000 per kg untuk minyak curah.

“Saya pedagang gorengan yang kebutuhan setiap harinya cukup banyak. Sekilo sehari tentu masih kurang,” ungkap Suryati asal Majalengka Wetan. (hsn)

Sumber: