Wiwin Aryanti, Tetap Bekerja Meski Di Rumah
RAKYATCIREBON.ID - Selama Pandemi, pola hidup berubah. Aktivitas dibatasi. Belajar dan bekerja pun bisa dilakukan dimana saja. Bisa dilakukan di rumah. Tidak harus selalu berangkat ke kantor atau ke sekolah.
Itulah fenomena disaat pandemi. Kebiasaan baru, yang hampir tidak pernah dilakukan sebelum-sebelumnya. Dunia digital, berperan penuh dalam mensukseskannya dengan dukungan dalam jaringan (daring).
Awalnya, memang terasa aneh. Tapi karena tuntutan, akhirnya yang tadinya gaptek pun, dipaksa, mengikuti gaya baru tersebut. Mengikuti perkembangan, bukan sekedar tren.
Kini, pandemi sudah hampir 3 tahun lamanya. Masyarakat pun sudah terbiasa dan beradaptasi. Melewati berbagai aktivitasnya, melalui jaringan online. Tidak hanya sekedar bekerja dan belajar. Tapi semuanya, sudah serba online.
Salah satunya dialami oleh Wiwin Aryanti, ibu rumah tangga yang kini telah memiliki seorang putri. Meski dari rumah, ia mengaku tetap bisa berpenghasilan. \"Tidak seberapa memang. Tapi, sangat membantu. Dari pada sekedar melihat-lihat di marketplace, atau di Medsos, tapi kita juga bisa ikut berjualan disana dan berpenghasilan,\" kata perempuan yang kini akan menginjak usia 27 tahun itu.
Ia sendiri sebelumnya pernah bekerja disalah satu perusahaan, sekaligus juga menjadi penyiar radio swasta. Namun, memilih untuk berhenti dengan memfokuskan diri menjadi ibu rumah tangga. Tentu, keputusan yang diambilnya cukup berisiko. Memangkas mobilitasnya setiap hari, yang biasanya padat dengan segudang pekerjaan kantoran, kini harus tetap dirumah mengurus anak dan keluarga.
\"Awalnya iseng-iseng aja. Tapi ternyata kalau diseriusin ini potensi luar biasa. Saya hanya memaksimalkan dunia pertemanan saja. Alhamdulillah ada saja permintaan. Dan semuanya tidak perlu mengeluarkan modal. Memanfaatkan dunia digital dan bisa berjualan apa saja,\" katanya.
Langkahnya itu tentu bukan hal baru. Banyak diluaran sana yang mengambil langkah yang sama. Dropshipping istilahnya. Ternyata, itu merupakan istilah dalam perdagangan digital yang memicu pergeseran cara bertransaksi era konvensional.
\"Sekarang kan eranya sudah berbeda. Cara konvensional sudah tidak relevan. Kalaupun masih ada yang menjalankan, tapi lambat laun mulai ditinggalkan. Bentuk adaptasi kita ya memaksimalkan semua itu,\" akunya.
Rupanya, ia pun tidak memanfaatkan sendiri. Pemahamannya ditularkan kepada kawan-kawannya. Bahkan, adiknya yang masih berstatus pelajar di sekolah dasar. \"Adik saya yang masih kelas 6 SD, saya ajarkan. Dari pada main games ngga jelas di hp nya. Saya ajarkan cara berdagang dengan menjadi dropship. Ternyata mendapat respon positif dari teman-temannya. Gurunya saja pernah jadi customer. Kan itu positif. Melatih mental dan melatih dia bagaimana berkomunikasi yang baik saat berdagang,\" pungkasnya. (zen)
Sumber: