Harga Telur Ayam Sulit Dikendalikan

Harga Telur Ayam Sulit Dikendalikan

RAKYATCIREBON.ID -Harga telur ayam di pasar tradisional di Majalengka terus meroket hingga mencapai Rp32 ribu sampai Rp33 ribu per kilogram (kg). Kenaikan telah berlangsung sejak lima hari yang lalu tepatnya menjelang perayaan Natal.

Harga sebesar itu menurut para pedagang baru pertama kali terjadi setelah beberapa tahun terakhir karena harga paling tinggi biasanya hanya mencapai Rp27 ribu per kg. Itupun terjadi bila harga pakan naik dan banyaknya peremajaan ayam petelur di Majalengka serta pasokan dari Semarang yang kurang.

“Sekarang dari distributornya saja sudah mahal mencapai Rp28.500 per kg malah ada yang Rp29.000 per kg,” ungkap Siti pedagang telur ayam kepada Rakyat Cirebon, Kamis (30/12).

Peternak ayam petelur Eman Sulaeman asal Kadipaten mengatakan mahalnya harga telur karena dipicu oleh kenaikan harga pakan yang tinggi dan setiap bulan mengalami kenaikan terlebih sejak Agustus lalu demikian juga dengan harga vitamin yang naik satu kali lipat.

Harga pakan yang semula hanya Rp 5.200 per kg kini telah mencapai Rp 7.200 per kg atau naik sebesar Rp 2.000 per kg. Kondisi ini sangat memukul para peternak ayam terlebih disaat harga telur yang beberapa bulan lalu sempat anjlok  di angka Rp 17.000 per kg.

Harga vitamin juga mengalami kenaikan yang cukup tajam, yang semula harga vitamin sebanyak 100 gram hanya dijual Rp 20.000 kini naik menjadi Rp 40.000.

“Kalau sekarang menjual telur di harga Rp 20.000 per kg dengan harga pakan Rp 7.200 per kg maka peternak akan menderita kerugian yang sangat besar. Apalagi jika dibawah harga tersebut, bisa membunuh peteranak, wajar jika peternak bangkrut, terlebih bagi peternak besar, karena semakin banyak jumlah ayam maka akan semakin besar pula kerugian yang dideritanya,” kata Eman.

Makanya kini harga jual telur dari tingkat peternak telah mencapai Rp 28.000 hingga Rp 29.000 per kg. Harga tersebut masih dibawah harga nasional yang telah mencapai Rp 29.500 per kg.

Hal senada disampaikan M Iqbal yang memiliki ribuan ayam petelur. Harga pakan menurutnya sangat mempengaruhi harga jual telur kepada distributor hingga ke tingkat konsumen.

“Sekarang ini konsentrat telur dan nutrisi naik, vitamin juga naik sementara cuaca juga kurang mendukung. Peternak juga harus menjaga agar tingkat kematian ayam rendah disaat cuaca seperti sekarang,” ungkap Iqbal.

Menurut mereka yang bisa menurunkan harga telur adalah harga pakan dan vitamin yang rendah. Namun itupun jika harga pakan rendah maka bahan baku pakan juga harus rendah.

“Sementara petani ingin harga dedak dan harga jagung giling naik agar mereka bisa untung,” imbuhnya.(hsn)

Sumber: