Tahun Ini Kenaikan Harga Paling Parah

Tahun Ini Kenaikan Harga Paling Parah

RAKYATCIREBON.ID -Sejumlah komoditas di pasar Sindangkasih, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, terus mengalami kenaikan harga menjelang jelang pergantian tahun baru 2022.

Ditengah harga minyak goreng yang masih tinggi, beberapa item kebutuhan dapur seperti komoditas cabai dan telur mengalami kenaikan yang sangat signifikan beberapa pekan terakhir.

Harga telur eceran di pasar Sindangkasih terus mengalami kenaikan harga di setiap pekannya. Pada Senin (27/12) harga eceran kini telah mencapai Rp33 ribu per kilogram (Kg).

\"Terus naik, sekarang harga grosir nyampe Rp32 ribu per kg. Kalau eceran Rp33 ribu per kg. Minggu kemarin Rp30 ribu per kg\" kata Nana, pedagang di pasar Sindangkasih kepada Rakyat Cirebon, Selasa (28/12).

Dirinya tidak menampik bahwa setiap menjelang akhir tahun harga sejumlah komoditas di pasar sudah biasa mengalami kenaikan harga.

Namun, kata dia, kenaikan harga tahun ini paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

\"Selama pengalaman saya berdagang tahun ini paling parah naiknya. Biasanya kenaikan telur paling tinggi tuh diangka Rp27 ribu per kg. Minyak juga sama (naik, red) sekarang curah Rp19.500 ribu per liter terus minyak kemasan juga Rp20 ribu per liter,\" jelas dia.

Adapun dampak kenaikan harga telur, kata dia, bantuan sosial (Bansos) jadi kambing hitam naiknya harga telur.

\"Dampaknya diperkirakan dari Bansos. Bantuan PKH (program keluarga harapan) itu kan harus ada telurnya, sedangkan tiap saat bantuan terus bergulir, nah itu yang memungkinkan harga telur jadi naik,\" ujarnya.

Sementara itu, ditempat yang sama, Fandy, pedang sayur mengatakan, dari sejumlah komoditas sayur-sayuran 2 jenis Cabai mengalami kenaikan harga yang sangat \'pedas\', diantaranya cabai domba (cabai setan, red) dan cabai rawit hijau.

\"Kalau yang lain (sayur-sayuran) masih stabil, minggu ini yang naik itu cabai domba sama rawit hijau. Cabai domba Rp 90 ribu per kg, 2 minggu kemarin masih Rp50 ribu per kg. Terus cabai rawit hijau Rp45 ribu per kg, tadinya Rp 25 ribu per kg,\" ujar Fandy.

Adapun penyebab kenaikan itu, kata dia, diakibatkan karena faktor cuaca. Sehingga, kualitas panen dari petani menjadi kurang maksimal.

\"Penyebabnya karena faktor cuaca, sekarangkan musim hujan jadi panennya kurang maksimal, hasilnya juga jadi busuk. Oleh karena itu, stok dan pasokan dari petaninya kurang, jadi harganya naik,\" tandasnya.(hsn)

Sumber: