Kebut Normalisasi Sungai, Ribuan Hektare Sawah Masih Langganan Banjir

Kebut Normalisasi Sungai, Ribuan Hektare Sawah Masih Langganan Banjir

RAKYATCIREBON.ID -Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Majalengka mencatat ada ribuan hektare sawah yang menjadi langganan banjir saat musim hujan tiba.

Ribuan hektare itu tersebar di wilayah Utara Majalengka, yang mana di daerah tersebut daerah merupakan dataran rendah. Dampak dari banjir juga, banyak lahan pertanian yang gagal panen maupun tanam.

Kepala Dinas DKPP Majalengka, Iman Firmansyah mengatakan, pihaknya tidak bisa memastikan berapa hektare sawah yang terkena dampak banjir setiap tahunnya.

Namun, ia tak menampik adanya ribuan hektare sawah yang selalu menjadi langganan banjir, khususnya sawah yang berada di daerah Utara Majalengka.

\"Jadi kita tidak bisa menentukan apakah akan terkena banjir. Tapi memang, tahun lalu di kita masih ada sawah yang terkena dampak banjir,\" ujar Iman saat ditemui di Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka, Sabtu (20/11).

Iman menyampaikan, sesuai instruksi Bupati, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan agar setiap tahunnya angka persawahan yang terdampak banjir terus berkurang. Salah satu yang dilakukannya dengan normalisasi sungai.

\"Selain itu, kita juga meminta kepada para petani untuk merawat saluran irigasi yang berada di area sawahnya, agar saat intensitas hujan tinggi, tidak mengendap dan berdampak banjir,\" ucapnya.

Lebih dari itu, Iman juga mengungkapkan, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan dinas PUTR terkait pengadaan irigasi. Ada pun pada tahun lalu, ada sekitar 7.000 ribu hektare sawah yang terdampak banjir.

\"Kalau luas area pertanian di Majalengka mah sekitar 49 ribuan, nah yang sering terdampak banjir di wilayah Utara ada 7 ribu hektare, khususnya sawah yang ada di Kecamatan Kertajati dan Jatitujuh, sering terjadi banjir,\" jelas dia

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Indrayanto mengatakan, puluhan titik di 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Majalengka, dalam kondisi kritis.

Hal ini mengancam daerah di sekitarnya, baik pemukiman maupun lahan pertanian.

Dari 2 DAS yang ada di Majalengka, Cimanuk tercatat memiliki titik paling banyak yang kondisinya kritis. Di DAS Cimanuk, ada 39 titik yang kondisinya rawan sehingga menjadi ancaman terjadinya luapan air.

\"Majalengka ada dua DAS, Cibuaya dan Cimanuk. Cibuaya memiliki titik kritis 6 dan Cimanuk 39. Penyebabnya (rawan) sedimentasi, penyempitan sungai,\" kata Indra.

Diakuinya, beberapa titik rawan tersebut memang sudah mendapat penanganan dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), selaku pihak yang berwenang. Namun, perbaikan tersebut hanya dilakukan di sebagian kecil titik saja.

Sumber: