Proyek Pembangunan Gerai Mulai Diselidiki
RAKYATCIREBON.ID - DPRD Kabupaten Majalengka, akan memanggil ulang Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) serta Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Majalengka terkait ambruknya proyek pembangunan gerai di objek wisata Terasering Panyaweuyan.
Pada panggilan sebelumnya gagal karena tidak menghadirkan semua pihak. Bangunan proyek Disparbud Majalengka senilai Rp4 miliar lebih itu, ambruk pada Sabtu (30/10).
Namun beberapa pihak terkait tidak hadir dalam rapat tertutup yang digelar pada Selasa (9/11) pukul 16.00 WIB itu, sehingga dilanjutkan keesokan harinya.
\"Rencana besok (hari ini, red) akan dilanjut. Karena tadi memang ada beberapa hal, entah dari surat kami yang kemarin dilayangkan itu ke Dinas PUTR, Disparbud kemudian di situ ditulisnya penyedia yah,\" kata Wakil Ketua DPRD Majalengka yang memimpin rapat, Dora Darojatin.
\"Jadi akhirnya tadi yang harapkan semuanya dihadirkan mulai dari pengawasnya semua, tapi ternyata kan tidak, jadi akhirnya ini ditunda sampai besok pagi,\" tambahnya.
Dikatakan Dora, agenda rapat besok rencananya akan digelar secara tertutup. Karena pihaknya ingin menggali informasi yang lebih detail dari pihak terkait.
\"Ya (rapat tertutup, red), sebetulnya tidak rahasia karena ini masalah kita semua, masalah Majalengka. Hanya tadi agar lebih detail, lebih fokus dan mungkin hal-hal lainnya bisa lebih terbuka, ya sudah tertutup dulu karena memang tadi kami belum sidak juga,\" jelas dia.
Lebih jauh, Dora mengatakan, setelah agenda rapat tersebut rencananya DPRD akan mengecek secara langsung kondisi lokasi proyek pembangunan itu. \"Insya Allah besok kita setelah rapat itu mau cek langsung (lokasi proyek, red),\" tandasnya.
Batalnya pembahasan tersebut disebabkan pihak konsultan dan pemborong tidak bisa hadir. beredar kabar jika keduanya saat ini tengah di panggil pihak kepolisian.
Ketua DPRD Majalengka Drs H Eddy Anas Djunaedi MM, membenarkan batalnya rapat dengan pihak terkait, karena ketidakhadiran pihak pemborong dan konsultan.
“Benar, kegiatan RDP antara Gabsi dengan pihak Pelaksana, Konsultan dan Dinas PUPR serta Parbud, terkait persoalan ambruknya shelter di Panyaweuyan, terpaksa diundur lagi karena tidak lengkap,”ucapnya.
Sementara itu, Kepala Disparbud Majalengka, Iding Solehudin mengatakan, proyek dari anggaran APBD Kabupaten itu diperkirakan baru mencapai 60 persen.
Pihaknya sudah menerima laporan terkait ambruknya bangunan tersebut. Seperti laporan yang dilakukan pihak pengawas dan pelaksana pembangunan sehari setelah kejadian.
Dalam laporan itu, kata dia, mereka sempat mengatakan ambruknya bangunan disebabkan curah hujan yang tinggi. Kemudian, sempat mendorong bahan matrial bangunan dan jatuh ke lokasi pembangunan.
Sumber: