Kolaborasi dan Integrasi Menuju Pendidikan Bermutu
![Kolaborasi dan Integrasi Menuju Pendidikan Bermutu](https://rakyatcirebon.disway.id/uploads/sites/61/2021/11/WhatsApp-Image-2021-11-09-at-16.03.09-1-1.jpeg)
RAKYATCIREBON.ID - Abad ke- 21 adalah abad keterbukaan. Manusia menghadapi banyak perubahan mendasar, yang tentunya berbeda dengan tatanan kehidupan masa lalu. Abad ini menuntut kualitas seluruh aspek pekerjaan manusia, termasuk kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga yang handal dan dikelola secara profesional, sehingga dapat berdaya saing tinggi dalam kebutuhan zaman. Kebutuhan tersebut membutuhkan berbagai terobosan dalam pemikiran, konsepsi dan tindakan. Oleh karena itu, diperlukan paradigma baru untuk menghadapi tantangan baru.
Pendidikan merupakan elemen terpenting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang baik mampu melahirkan tunas- tunas bangsa yang besar sebagai aset keberlangsungan suatu bangsa. Pendidikan yang bermutu menjadi penting agar output pendidikan kita mampu melahirkan sumber daya manusia yang mampu berkompetisi dalam segala bidang, khususnya dalam menghadapi kondisi global saat ini. Hal ini tentu akan tercapai manakala ada jaminan berkaitan dengan mutu pendidikan, tentu yang dimaknai sebagai produk yang sempurna dan bernilai.
Mutu, dalamkontekspendidikan, menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dicapai. Hal ini karena pendidikan yang bermutu akan melahirkan manusia- manusia bermutu pula. Meskipun begitu, mutu pendidikan ini akan dipengaruhi oleh hal- hal yang berkaitan dengan komponen pendidikan. Misalnya: peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan proses penyelenggaraan pendidikan. Jika semua komponen dimaksud mampu berjalan secara integrative, maka bukan hal mustahil mutu pendidikan kita mampu dicapai dengan baik.
Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan kepada kita, khususnya kepada para pemangku kebijakan bagaimana mutu pendidikan ini mampu ditingkatkan sekaligus juga mampu dioptimalkan.Sistem ini kemudian harus dibangun dengan tujuan untuk memastikan setiap penyelenggaraan pendidikan kita, termasuk didaerah pelosok mampu berjalan sesuai dengan apa yang diamanatkan Undang- Undang dimaksud.
Sistem penjaminan mutu harus dibangun dengan mengkolaborasikan pihak internal dan eksternal. Pihak internal dimaksud adalah mereka yang terlibat langsung dalam satuan pendidikan tertentu (warga sekola) sedangkan pihak eksternal adalah pemerintah baik dari tingkat pusat maupun pemerintah daerah.Mutu pendidikan yang baik akan mampu dicapai manakala di dukung oleh lembaga pendidikan (sekolah) yang bermutu. Sekolah yang bermutu adalahsekolah yang dalam keseluruhan prakteknya berorientasi kepadakepuasancustomer,dalamhalini adalah masyarakat.
Sistem yang dibangun dalam rangka menjamin pendidikan mesti dikelola sekaligus diimplementasikan secara sistematis, integratif, dan tentu memiliki sustainability(berkelanjutan).Mengapa demikian? Hal ini dilakukan dalam rangka memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan pendidikan, baik sistem dan implementasinya telah sesuai dengan standar mutu dan aturan yang ditetapkan.Selain itu, hal ini dirasa penting sebagai upaya setiap satuan pendidikan memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu dan optimal sesuai kebutuhan nyata di masyarakat.
Pendidikan, menempatkanurgensinya pada upayamenjamin kesiapan sumber daya manusia masa depan. Urgensidimaksudmenajdi sangat logismengingat, didalamnyaterjadiinteraksidalamupayamenumbuhkaneterampilan belajar dan berinovasi.Selainitu, penguasaan teknologi dan informasi serta kemampuan berkolaborasi dan bertahan dengan keterampilan yang ada juga menjadibagianpentingdaripengelolaanpendidikan. Oleh karena itu, tidak heran jika Litbang Kemdikbud (2013) menyebut bahwa pada abad ini dapat diidentifikasi dari banyaknya (1) informasi yang tersedia dapat diakses dimana saja dan kapan saja; (2) otomasi menggantikan pekerjaan rutin; (3) komputasi yang semakin cepat; dan (4) komunikasi dapat dilakukan dengan apa saja, dari mana saja dan kemana saja.
Berkenaan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan ditandai dengan semakin menyempitnya dan mencairnya faktor ruang dan waktu. Selama ini keduanya selalu menjadi aspek penentu kemanusiaan dalam tingkat pencapaian dan keberhasilan dalam perolehan ilmu pengetahuan.Pada saat ini, kita harus menekankan pada upaya peningkatan kemampuan siswa untuk menemukan dan mengangkat masalah dalam kehidupan sehari-hari, menganalisis dan berpikir, dan memecahkan masalah secara kolaboratif dari berbagai aspek.
Kemajuan teknologi pada akhirnya akan memperpendek siklus produksi dan meningkatkan produktivitas secara signifikan. Levy dan Murnane (2004) menyebutkan bahwa komputer berperan dalam kemajuan dan kecepatan pertumbuhan ekonomi. Ia bahkan dapat menggantikan dan/atau melengkapi berbagai tugas yang dapat dilakukan oleh manusia sebelumnya.Pergeseran dari kelompok masyarakat tradisional ke kelompok industri berdampak pada transisi pekerjaan, atau kualifikasi tenaga kerja. Jenis pekerjaan tradisional atau yang sebelumnya didasarkan pada keterampilan motorik akan terus menggantikan pekerjaan berdasarkan otomatisasi dan manajemen informasi.
Momentum pengesahan sebagai kaum terpelajar, pada tingkatpendidikanmanapun, harus tumbuh menjadi komunitas yang memiliki kesadaran berekspresi melalui nalar dan hati yang jernih dan bersih. Hati yang mendorong untuk terus belajar mencari simetri kesemestaan; hati yang mendorong untuk sadar bahwa bersama jauh lebih baik daripada berpisah; berdamai dengan keadaan jauh lebih membahagiakan dibandingkan dengan berperang untuk sesuatu yang tidak bersinggungan dengan jiwa kemanusiaan.
Lembaga pendidikan, harus mampu menjamin output pendidikan dapat menjadi komunitas yang mampu melahirkan suasana keramaian bathin masyarakat kita, dan tidak tumbuh menjadi manusia yang mampu melahirkan suasana sepi dalam keramaian. Pun dengan lulusannya, harus tumbuh menjadi agen restorasi yang melahirkan kebaikan dan perubahan kepada masyarakat luas. Mereka lah yang pada akhirnya akan menjadi kelompok yang mampu menyadarkan bahwa berbicara, berpikir, merasa dan bertindak yang baik, jauh lebih baik dan mengandung nilai tambah dibandingkan dengan berbicara, berfikir, merasakan dan bertindak yang tidak baik. (*)
Sumber: