Komisi II Minta DPUTR Fokus Titik Rawan Banjir
RAKYATCIREBON.ID - Memasuki musim penghujan, Komisi II DPRD Kota Cirebon meminta semua SKPD terkait melakukan upaya pencegahan maksimal. Khusus untuk DPUTR, ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, Ir Watid Sahriar mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dan meminta agar antisipasi bencana banjir yang berpotensi terjadi pada musim hujan ini, dimaksimalkan.
\"Kita sudah minta PU. Alhamdulillah bisa tercover dan terakomodir. Sebagian besar bisa terpenuhi,\" ungkap Watid.
Dia mengakui, karena berbagai hal, termasuk persoalan anggaran, pencegahan banjir di Kota Cirebon secara komprehensif belum bisa dilakukan. Terlebih dalam kondisi keuangan yang saat ini masih berusaha pulih, setelah dihantam badai pandemi.
Bahkan, jika diilustrasikan dalam kondisi normal saja, kata Watid, dengan anggaran yang ada, masih sangat kurang untuk bisa membenahi kondisi sungai dan saluran air. Agar bisa mengalirkan air langsung ke laut, tanpa menggenangi pemukiman penduduk di beberapa titik yang menjadi langganan banjir.
\"Dalam keadaan normal saja sulit. Walaupun dengan bantuan APBN tidak akan selesai. Jadi penyelesaian banjir ini skupnya harus lebih makro,\" lanjut Watid.
Dalam konsep besar yang sudah ada, kata Watid, sebetulnya Pemkot Cirebon sudah memiliki blueprint kajian penataan drainase di kawasan perkotaan secara menyeluruh, untuk bisa menuntaskan problem musiman.
Hanya saja, perlu waktu yang lama, sehingga pelaksanaannya harus dilakukan secara kontinyu. Karena tidak akan bisa selesai hanya dalam satu tahun anggaran saja.
\"Secara menyeluruh. Diperkirakan butuh waktu sampai lima tahun. Jadi harus kontinyu. Programnya nyambung setiap tahun harus diadakan. Kalau terputus setahun dua tahun, apalagi mandeknya bertahun-tahun percuma juga,\" ujar Watid.
Namun demikian, Komisi II juga mengapresiasi langkah antisipatif yang sudah semaksimal mungkin dilakukan DPUTR sampai saat ini. Setidaknya, itu menjadi upaya untuk meminimalisir potensi banjir di Kota Cirebon.
Komisi II sendiri, kata Watid, akan berusaha mendorong dari segi penganggaran, saat masukan-masukan mengenai penanganan banjir sudah disampaikan kepada tim anggaran, agar bisa menjasi prioritas ke depan.
\"Intinya, obrolan kita komisi II, sepakat bahwa anggaran dipastikan terbatas. Tidak mungkin terpenuhi semua. Tapi tetap ada prioritas pembenahan saluran untuk mengurangi titik banjir, dari hulu sampai hilir harus diselesaikan. Kita sudah sampaikan ke tim anggaran, agar ke depan penyelesaian banjir menjadi prioritas,\" imbuh Watid. (sep)
Sumber: