Angka Kematian Ibu Melahirkan Tinggi
RAKYATCIREBON.ID – Angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Cirebon mengalami tren kenaikan dimasa pandemi. Pasalnya pemerintah masih terfokus pada penanganan pasien Covid. Serta distribusi vaksin. Sehingga, pelayanan bagi ibu hamil dan melahirkan kerap terbengkalai.
Padahal, angka kehamilan selama masa pandemi mengalami tren peningkatan. Tentunya, cukup mengkhawatirkan ketika tidak sebanding dengan pelayanan yang diberikan.
“Angka kematian ibu melahirkan mengalami peningkatan selama masa pandemi ini,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan, dr Eddy Susanto, kemarin.
Pihaknya mencatat, angka kematian ibu melahirkan, tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Hanya ada penambahan beberapa angka saja.
“Kalau akhir September tahun 2020 lalu, kasus angka kematian ibu melahirkan sebanyak 40 orang. Ditahun ini, diakhir September angkannya sampai 45 orang. Naik 5 angka,” ungkapnya.
Sementara untuk data angka kematian bayi justru mengalami tren penurunan. Dimana akhir September 2020 lalu, angkanya sampai tembus di 134 kasus kematian bayi. Tapi, ditahun 2021 ini, kematian bayi bisa ditekan. Mentok diangka 69 kasus.
Banyak penyebabnya. Selain minimnya pelayanan, juga karena adanya kekhawatiran masyarakat terjangkit virus Covid-19.
“Memang, pelayanan Posyandu tidak maksimal. Ada larangan agar tidak berkerumun. Orang juga susah pergi ke Puskesmas. Masyarakat pun enggan-engganan memeriksakan kandungannya,” kata dia.
Padahal, angka kehamilan saat pandemi, mengalami tren kenaikan signifikan. Terlebih ketika pemerintah memberlakukan kebijakan Work From Home (WFH).
“Yaitu tadi, karena persoalannya mau keluar juga was-was. Ngga tenang. Pemerintah juga melarang, ngga boleh berkerumun. Ke Posyandu pun tak ada pelayanan,” katanya.
Jadi, karena persoalan itulah, akhirnya pelayanan tidak maksimal. Pun demikian dengan kesediaan masyarakatnya dalam memeriksakan kandungannya ogah-ogahan.
Disinggung soal, kasus DBD sendiri, dimasa pandemi, Eddy mengaku pihaknya tidak menampik, kasus DBD di Kabupaten Cirebon masih tetap ada. Terlebih saat ini, musim pancaroba. Pihaknya meminta agar beberapa stakeholder mendorong, bahwa dimasa pandemi, kesadaran terhadap kesehatan harus diperhatikan.
“Dimana lobang-lobang yang berpotensi menimbulkan genangan air, ditutup. Bekas botol dikubur. DBD tetap ada. Tapi angkanya tidak setinggi seperti tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya. (zen)
Sumber: