Ganti Prewedding dengan Prakonsepsi, Nikah Dini Salah Satu Penyebab Stunting
RAKYATCIREBON.ID – Pemerintah Kabupaten Indramayu mengimbau kepada para calon pengantin untuk lebih memilih prakonsepsi daripada prewedding. Hal ini dinilai menjadi salah satu langkah dalam mencegah stunting yang mengakibatkan gagal tumbuh atau tidak berkembangnya tinggi anak.
Pemkab mensinyalir, salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini dan tidak mengertinya pasangan suami istri terhadap kesehatan. Sehingga para calon pengantin agar tidak perlu melakukan prewedding, tetapi menggantinya dengan kegiatan yang lebih positif dan bermanfaat.
Terdahap hal itu, Bupati Indramayu, Nina Agustina meminta agar calon pengantin mengedepankan pondasi kesehatan bagi bayi yang akan dilahirkannya nanti.
Caranya, sebelum melangsungkan pernikahan, calon pengantin sebaiknya secara rutin memeriksakan kesehatan terlebih dahulu.
Menurutnya, prekonsepsi yang dimaksudkan adalah jauh sebelum pernikahan dilangsungkan, calon pengantin sebaiknya lebih memikirkan kesehatan calon bayinya. Hal itu penting untuk menghasilkan kualitas kesehatan bayi yang lebih baik, juga masa depan anak.
“Begini, prewedding pasti mengeluarkan biaya yang besar. Jadi akan lebih manfaat jika biaya prewedding itu dialihkan untuk pemeriksaan kesehatan. Jadi prewedding sebaiknya diganti saja dengan prekonsepsi, karena akan lebih bermanfaat,” kata Nina Agustina, Jumat (15/10).
Bahkan prekonsepsi juga menjadi penting untuk mengidentifikasi risiko-risiko kehamilan bagi ibu. Jadi secara umum prekonsepsi berguna untuk melakukan upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
\"Saya perintahkan seluruh perangkat daerah agar mulai mengkampanyekan gerakan prekonsepsi, sebegai pengganti prewedding. Lakukan kerjasama dengan KUA dan stakeholder,\" katanya.
Ide mengganti prewedding menjadi prekonsepsi tersebut disambut baik oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo saat melakukan kunjungan kerja ke Indramayu kemarin.
Anjuran bupati dipandang sebagai sebuah ajakan positif untuk menciptakan generasi yang lebih berkualitas. Dinilainya pula, anjuran itu sama sekali tidak dianggap sebagai intervensi pada persoalan yang bersifat pribadi.
Oleh karena itu, Hasto meminta semua pihak termasuk perusahaan dan awak media agar ikut mengkampanyekan hal positif tersebut. Sehingga bisa tersampaikan dengan baik dan diterima masyarakat.
“Ini ajakan yang sangat baik, ajakan yang mendidik kita agar lebih cermat menggunakan uang untuk hal yang lebih bermanfaat. Paling penting lagi, ajakan ini juga menjadi langkah mewujudkan manusia berkualitas,” tandasnya. (tar)
Sumber: