Evaluasi PTM Dilakukan secara Acak, Sekolah Diminta Siap-siap
RAKYATCIREBON.ID - Satu bulan sudah sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas diberlakukan. Untuk menguji sejauh mana efektivitas pelaksanaannya, dilakukan dua indikator keberhasilan. Salah satunya indikator dari kacamata kesehatan.
Untuk mengukurnya, Dinas Kesehatan sudah memiliki kerangka ukur, salah satunya dengan melakukan uji petik melakukan testing kepada siswa yang sebulan sudah melaksanakan PTM terbatas.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr Edy Sugiarto mengungkapkan, uji petik atau testing siswa secara acak, sudah menjadi agenda yang dijadwalkan. Itu akan memperlihatkan sejauh mana standar protokol kesehatan diterapkan dalam pemberlakuan PTM terbatas ini.
\"Itu (testing secara acak, red) menjadi satu strategi kita untuk melihat seberapa besar tingkat keamanan dari pelaksanaan PTM terbatas,\" ungkap dr Edy kepada Rakyat Cirebon.
DIjelaskan dr Edy, sebetulnya Dinas Kesehatan sudah mulai meraba-raba untuk melakukan uji petik terhadap siswa di sekolah, namun belum masif dilakukan. Direncanakan, uji petik dengan melakukan testing terhadap siswa secara acak akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
Konsekuensinya, kata dr Edy, jika dalam uji petik nanti ditemukan ada siswa yang dinyatakan positif, maka pihak sekolah akan diproses lebih lanjut. Oleh karena itu, pihak sekolah harus waspada dan ketat menerapkan protokol kesehatan.
\"Kita sebetulnya sudah mulai, tapi dalam skala besarnya minggu depan. Setelah vaksinasi digelar. Nanti kita ambil sampel, kita tes. Kalau terbukti satu positif, tutup kelas itu. Kalau terbukti banyak, tutup sekolah itu. Kita tes PCR langsung, bukan Antigen. Sekolahnya diacak, jadi random, termasuk PAUD,\" jelas dr Edy.
Pada dasarnya, kata dia, uji petik dilakukan untuk mengevaluasi. Namun juga melalui testing acak nanti, hasilnya akan menjadi gambaran, apakah PTM yang diberlakukan berpotensi menimbulkan ledakan kasus, atau akan aman jika tetap dilanjutkan.
\"Nanti dari Puskesmas kita bagi secara acak. Hasil itu akan menjadi gambaran kita, apakah ada potensi ledakan kasus. Ataukah keamanan kita cukup ketat dan aman, itu intinya,\" tandas dr Edy. (sep)
Sumber: