Hari Tani Banjir Keluhan
RAKYATCIREBON.ID – Perayaan Hari Tani Nasional ke-61 di Desa Jagapura banjir keluhan. Utamanya, terkait sulitnya memperoleh pupuk bersubsidi. Serta bantuan dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi, hingga pemerintah pusat.
Anggota DPR RI, Ono Surono ST menjelaskan kebutuhan pupuk Indonesia berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK), totalnya sebanyak 20 juta ton. Sementara yang dialokasikan untuk subsidi, anggarannya hanya sebanyak 8 sampai 9 ton saja.
“Sehingga terjadi kekurangan lantaran keterbatasan anggaran. Tapi kita mengawal agar distribusi pupuk yang terbatas itu, benar-benar diproyeksikan bagi petani yang berhak. Yang kepemilikan lahannya tidak lebih dari 2 hektare,” kata Ono, ketika menghadiri perayaan Hari Tani Nasional, bersama Bupati Cirebon Drs H Imron MAg, Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih SE MSi, Plt Distan, Drs H Asdullah Anwar MM, Camat dan para kuwu di Kecamatan Gegesik, Sabtu lalu (25/9).
Kemudian, jaringan distributor agen pun perlu diwaspadai. Manakal ada distributor yang bandel, agar bisa direkomendasikan untuk dilakukan pergantian yang baru. Politisi PDIP itu pun mempersilakan kepada para petani agar bisa menginformasikan ketika ada permasalahan di petani.
“Misalnya terkait harga gabah yang tidak sesuai, ataupun terkait kelangkaan pupuk. Caranya, mudah. Dengan kecanggihan tekhnologi, para petani bisa memaksimalkan itu,” kata dia.
Selain itu, Ono pun mengatakan, selama ini petani di Kabupaten Cirebon rata-rata berumur 50 tahun keatas. Hanya sebagian kecil yang umurnya di bawah 40 tahun, mau menggeluti pekerjaan sebagai petani.
Terjadi, akibat kurangnya regenerasi di kalangan petani. Sebab, rata-rata anak muda lebih banyak bekerja merantau keluar kota dibandingkan di kampungnya sendiri.
\"Di masa pandemi Covid-19 justru petani diuntungkan, karena anak muda yang bekerja di luar kota berbondong-bondong pulang kampung untuk bekerja menjadi petani. Sebab, pekerjaan di kota semuanya tutup karena dampak pandemi,\" kata Ono.
Artinya, bukan berarti tidak ada ketertarikan kaum muda menjadi pentani. Tetapi, karena peliknya persoalan. Mulai dari permodalan, ongkos produksi yang tinggi.
Sementara saat panen, ketika diperhitungkan, hasilnya tidak sesuai ekspektasi.
Tetapi, ketika tanah milik sendiri dan airnya gampang, pupuk mudah didapat, harga gabah bagus. Bukan tidak mungkin, bertani menjadi sangat menguntungkan.
Beda soal ketika lahannya sewa, air pakai sistem proyek, pupuk susah dan penghasilan petani sebulan paling Rp 1.5 juta. “Sehingga tidak ada anak muda yang mau turun ke sawah karena penghasilannya kecil,\" katanya.
Sementara itu, Bupati Cirebon Drs H Imron MAg menegaskan agar para petani bisa tertib administrasi, untuk bisa memperoleh pupuk subsidi.
\"Kami mengingatkan petani agar bisa tertib administrasi, salah satunya yaitu, memiliki kartu tani,\" katanya.
Sumber: